Rindu Keluarga Tanpa Lebaran Bersama, Dedikasi Dimas Untuk Kesehatan Masyarakat yang Lebih Baik

SIARAN PERS, JAKARTA — Indonesia hendak memasuki era New Normal dalam menghadapi pandemi Covid-19. Era ini sendiri kurang lebih merupakan fase dengan masyarakat yang tetap produktif dan beraktivitas seperti biasanya, namun dengan menerapkan protokol-protokol penanggulangan Covid-19. Seperti memakai masker, menjaga jarak, perilaku hidup bersih dan sehat. Serta diperlukannya surat sehat dan perizinan jika ingin melaksanakan perjalanan jauh.

Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sendiri akan berakhir pada 04 Juni 2020. Namun belum dipastikan apakah akan diperpanjang masa PSBB ini atau justru menerapkan Kenormalan Baru. Akan tetapi baik akan diterapkannya Kenormalan Baru atau memperpanjang masa PSBB. Tim medis tetap akan senantiasa membantu dan terus berjuang dalam menangani Covid-19. 

Salah seorang Tim Medis bagian Laboratium di RSUD Pasar Minggu, sempat bercerita kalau dia tidak terlalu memusingkan apakah Jakarta akan memasuki tahap Kenormalan Baru atau memperjanjang PSBB. Karena salah satu kunci untuk mengurangi persebaran COVID-19 ialah dengan menerapkan protokol-protokol penanganan COVID-19.

"Baik sebelum diwacanakannya Kenormalan Baru ataupun akan segera dilaksanakannnya itu. Memang ada beberapa perbedaan. Tapi intinya kita tetap harus mengikuti SOP yang ada. Baik dari pemerintah maupun dari tim medis. Kalaupun berbicara perbedaan mendasar, mungkin lebih kepada peningkatan sikap antisipatif. Soalnya kan ini virus kita nggak tahu, mana orang yang pembawa atau carrier dengan yang nggak. Intinya kita lebih waspada aja," jelasnya ketika ditemui langsung di RSUD Pasar Minggu pada Selasa (2/5/2020).

Pria yang bernama Dimas Dwi Santoso (34) ini sudah memasuki tahun keempat sebagai tim laboratorium RSUD Pasar Minggu. Saat ini dia bertugas melakukan swab test kepada pasien-pasien yang datang ke rumah sakit ini. Covid-19 memang membawa dampak tersendiri. Salah satu dampak yang dirasakan ketika lebaran Idul Fitri tahun ini. Pria asal Bogor tersebut rela untuk tidak berkumpul langsung dengan keluarga karena harus bertugas di rumah sakit. Sejak 28 Maret 2020, hingga ditemuinya, dia tidak memaksakan diri untuk kembali ke rumah dan melepas rindu bersama keluarganya, melainkan dengan memanfaatkan komunikasi daring jarak jauh seperti Video Call. 

"Anak saya, sih, Alhamdulillah paham. Karena istri WFH (Work From Home), jadi mereka tidak merasa kehilangan Ayahnya. Tetap kami sempatkan dalam seminggu sekali atau minimal sehari sekali berkabar lewat video call. Biar mereka tidak hanya tahu lewat kabar tulisan saja. Melainkan bisa menyaksikan langsung diri saya. Kalau saya memang sehat selalu dan tidak membuat mereka khawatir," sambungnya.

"Karena kan kita di sini semua tidak pulang ke rumah. Melainkan ke wisma. Jadi alur kehidupannya dari wisma ke rumah sakit untuk bekerja. Kemudian ke wisma lagi untuk istirahat. Sebelum ke wisma kita juga harus steril dari tempat kerja," tegas Dimas.

Atas semangat ini Dompet Dhuafa tidak jera membagikan apresiasi bantuan bagi Tim Medis yang berjuang melawan Covid-19. Bersama Squad PBI (Penanggulangan Bencana Indonesia), memberikan makanan pendamping sebanyak 120 paket kepada Tim Medis RSUD Pasar Minggu. Selain itu Dompet Dhuafa bersama mitra-mitra lainnya juga memberikan paket makanan dan membuka Dapur Keliling ke beberapa rumah sakit lainnya. Seperti RS Darurat Wisma Atlit Kemayoran, RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Persahabatan, RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, RSUP Fatmawati, RS Duren Sawit. (Dompet Dhuafa/Fajar)