Dompet Dhuafa Ajak Hidup Sehat, Bebas dari Diabetes

SIARAN PERS, BEKASI — Hari Diabetes Se-Dunia yang dimaknai setiap tanggal 14 November, kali ini bergulir dengan tajuk ‘The Nurse and Diabetes’. Tema ini diangkat untuk meningkatkan kesadaran peran penting perawat dalam mendukung orang yang hidup dengan diabetes.

Sejalan dengan itu, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Jawa Barat bekerjasama dengan Diabetasol mengadakan Talkshow Online dengan tema ‘Kelola Hidup Sehat agar Terhindar dari Diabetes pada Masa Pandemi’ https://www.youtube.com/watch?v=s0oYT5lqXR8&feature=emb_title&ab_channel=LKCDompetDhuafaJabar (Sabtu, 14/11/2020). Kegiatan ini adalah sebagai wujud nyata dalam upaya memerangi diabetes dengan meningkatkan kepedulian dan pengetahuan terkait penyakit tersebut dengan menyasar seluruh lini masyarakat.

“Dalam kegiatan kali ini kita ingin meningkatkan kepedulian masyarakat untuk berperan dalam upaya pencegahan dan pengendalian diabetes, selain itu juga guna memperluas informasi seputar diabetes kepada pasien, keluarga dan petugas kesehatan serta masyarakat. Selain itu ada juga informasi kepada masyarkat tentang asupan nutrisi yang tepat untuk penderita diabetes serta bagaimana cara mengatur asupan nutrisi agar terhindar dari diabates,” ungkap Santi Yuniar selaku Project Manager Program LKC Dompet Dhuafa Jawa Barat.

Webinar yang dihadiri sebanyak 49 peserta ini, dipandu oleh seorang moderator bernama dr. Reza Aulia Fikri yang merupakan dokter volunteer Dompet Dhuafa dan dua orang narasumber, yaitu dr. Waluyo Dwi Cahyono, Sp. PD, KEMD, Finasim selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang menjelaskan tentang Penyebab dan Tanda Komplikasi Diabetes pada Masa Pandemi Covid-19, lalu menghadirkan pula Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes yang berprofesi sebagai Nutritionist, ZIN, CHT, Iscantik Wellness Coach Program Specialist, yang memberikan gambaran Nutrisi dan Pola Makan untuk Penderita DM (Diabetes Melitus) dan Upaya Pencegahannya pada Masa Pandemi Covid-19.

“Ada lingkaran setan antara pasien yang mengidap diabetes dan Covid-19. Pada pasien diabetes, memiliki kadar inflamasi sitokin yang tinggi. Di satu sisi Covid-19 juga akan menyerang pancreas. Sehingga pasien Covid-19, bisa juga mengalami hiperglikemi karena ada kerusakan di pancreas. Kemudian hiperglikemi akan memperburuk proses penyembuhannya,” jelas dr.Waluyo dalam paparannya.

Kadar sitokin dalam pasien diabetes akan meningkat ketika pasien tersebut mengidap Covid-19. Nantinya hal tersebut akan mengakibatkan badai sitokin. Badai sitokin sangat beresiko untuk membuat organ dalam tubuh memburuk bahkan gagal organ. Badai sitokin adalah sistem pertahanan tubuh yang berusaha membersihkan virus atau bakteri dari seluruh tubuh, tapi dampaknya membuat organ lain menjadi ikut rusak, sehingga risikonya adalah kematian.

Di satu sisi Covid-19 akan menyerang bagian-bagian pankreas (Pulau Pankreas/ Pulau Lengerhans) dan memperburuk hipergikemia dalam pasien diabetes. Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah tinggi yang umumnya terjadi pada pengidap diabetes melitus. Gula darah yang terus tinggi dan tidak terkendali akan mengakibatkan komplikasi pada mata, ginjal, saraf dan jantung.

Setelah itu dalam paparan Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes yang mengungkapkan untuk menjadikan makanan sebagai sahabat,“Jadikan makanan itu sebagai sahabat, kalo kita menjadikan ia sahabat, kita mengenal kelebihan dan kekurangannya, sehingga kita tidak akan memposisikan makanan itu sebagai super food ataupun sebagai musuh, jadi yang penting diperhatikan adalah ketepatan jumlahnya, ketepatan jenisnya dan keterapatan waktu konsumsinya” ucap Rita. (Dompet Dhuafa / Fajar)