DMC Susur Sungai Ciliwung pada Peringatan Hari Air Sedunia

JAKARTA — Rasa kepedulian terhadap masalah air terus berkembang dalam segala bentuk kegiatan. Meski begitu, tidak sedikit orang yang tidak memiliki rasa tersebut. Tahun 2013 menjadi tahun kerjasama internasional di bidang air. Tindakan kerjasama tersebut dilakukan sebab negara-negara anggota PBB percaya bahwa air dan sanitasi selain menjadi kunci kehidupan manusia, juga menjadi kunci untuk pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan kelestarian lingkungan.

Pada 1992, saat Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Janeiro, PBB menyatakan tanggal 22 Maret setiap tahun diperingati sebagai Hari Air Sedunia. Peringatan pertamanya dilakukan pada 1993 dan terus dirayakan pada tahun-tahun berikutnya. Pada peringatan Hari Air Sedunia yang ke 29, pada Senin (22/3/2021) di Kelurahan Balekambang, Kramatjati, Jaktim, Yayasan Padepokan Ciliwung Condet bersama Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa serta PStore Peduli dan Paljaya Jakarta, turut menggelar peringatan tersebut, dengan tagar#SelamatkanYangTersisa.

Pada acara peringatan tersebut, berbagai rangkaian kegiatan digelar. Di antaranya sambutan-sambutan oleh dinas pemerintahan dan masing-masing lembaga, pameran potret dan lukisan sungai Ciliwung, susur sungai, serta diskusi tentang naturalisasi sungai Ciliwung yang dicanangkan oleh gubernur melalui Pergub No. 31 tahun 2019. Selain itu, Sungai Ciliwung di kawasan Condet juga direncanakan akan dijadikan sebagai destinasi wisata. 

Sekjen Yayasan Padepokan Ciliwung Condet Farhandito mengatakan, Jakarta terbentuk dari hujan tropis yang pada 5000 tahun lalu, terbentuk sungai dan daratan aliran sungai yang mengalir dari hulu ke hilir. Lumpur debu vulkanik yang terbawa aliran air, mengendap dan membentuk tanah subur, sehingga ditumbuhi tumbuhan-tumbuhan endemik. Maka dari itu, kampung-kampung di Jakarta dinamai dengan nama-nama pohon, sungai, tanjungan, bahkan pulau.

“Mari kita lestarikan kembali Jakarta kita ini. Supaya Jakarta dan masyarakatnya dapat menuju kota yang lestari, di mana masyarakat dapat hidup berdampingan dengan ekosistem dan keanekaragaman hayati,” ajak Farhandito. 

DMC Dompet Dhuafa, pada peringatan tersebut, mengikutkan sertakan 7 personilnya untuk turut memeriahkan acara. Sebagai tim rescue, para personil DMC Dompet Dhuafa diikuti peserta lainnya, melakukan penyusuran sungai Ciliwung yang membentang sepanjang kawasan Condet Jakata Timur. Hal tersebut dilakukan guna meninjau kembali kondisi sungai Ciliwung yang beberapa saat lalu mengalami luapan air, bahkan sampai membanjiri beberapa wilayah di Jakarta dan Bekasi.

Abdul Aziz, tim DMC Dompet Dhuafa, mengatakan DMC Dompet Dhuafa selain bergerak pada kecintaan terhadap kemanusiaan, juga telah bertekad mencintai alam dan lingkungan. Termasuk yang berhubungan dengan air dan segala kasus yang terjadi padanya. Ia merasa miris, setiap tahun ia harus mengirimkan timnya merespon banjir yang terjadi akibat luapan sungai Ciliwung. Selain itu, juga ada beberapa kasus anak hanyut di sana. 

“Bersama Yayasan Padepokan Ciliwung Condet dan PStore Peduli serta seluruh pihak lainnya, Dompet Dhuafa akan berusaha untuk terus melestarikan kembali Sungai Ciliwung. Tentu hal ini akan terwujud dengan dukungan dan kerjasama oleh seluruh pihak, termasuk pihak pemerintahan, komunitas-komunitas, juga warga-warga,” ucapnya. (Dompet Dhuafa/Muthohar)