Handphone Baru Untuk Dara, Pelepas Rindu Belajar Pasca Bandang, Bagian Dua

SIARAN PERS, SUKABUMI – Setelah bandang menghanyutkan handphone milik keluarga Nurhayati, kini Dara dan saudara-saudaranya harus ‘nebeng’ belajar ke rumah tetangga. Dara tidak tahu materi apa yang diberikan hari itu, juga tugas apa yang diberikan. Hanya dengan ikut menumpang belajar bersama teman sekelas yang juga tetangganya, ia bisa mendapatkan informasi itu. Konsekuensinya, materi yang didapatkan Dara tak seutuh sebelumnya, karena hanya menumpang belajar di handphone temannya. Belum lagi beban moral merepotkan tetangga yang diemban Nurhayati.

“Jadi, Dara harus ikut belajar sama temannya di rumah tetangga. Karena kan sudah tidak ada handphone, padahal cuma lewat situ belajarnya, gak enak juga jadinya sama tetangga,” tutur Nurhayati, ibunda Dara.

Hal yang sangat diinginkan Dara, adalah kembali belajar dengan kondisi normal di sekolah seperti sedia kala. Sudah lama ia tak menginjakkan kaki di sekolahnya yang dulu. Namun itu terlalu jauh, yang lebih penting saat ini, Dara ingin punya handphone baru untuk membantunya belajar lagi. Kondisi yang sama juga dialami saudara-saudaranya yang lain. Farel (12) salah satunya, yang sudah menginjak bangku SMP. Ia juga harus melakukan hal yang sama seperti Dara lakukan, menumpang belajar di perangkat komunikasi milik temannya. Dua anak Nurhayati lainnya juga merasakan hal yang sama.

“Pengen sekolah lagi kak, seperti biasa, di kelas bareng teman-teman,” aku Dara sederhana.

Sepekan setelah banjir bandang, tim Dompet Dhuafa Jawa Barat bertandang ke rumah Nurhayati untuk menemui Dara. Bahagia bukan kepalang, relawan datang membawa sesuatu untuk Dara. Satu perangkat handphone baru dibelikan untuk membantu Dara dan saudaranya belajar. Lengkap dengan kertus SIM dan kuota yang cukup untuk satu bulan ke depan. Tak lupa, seragam  baru juga disertakan lengkap dengan peralatan tulis yang sudah hanyut sepekan lalu.

“Terimakasih pak, terimakasih, hatur nuhun,” begitu terus diulang oleh Nurhayati ketika mengetahui anaknya mendapat sebuah handphone baru. Air mata tak bisa dibendung olehnya, seperti bencana yang baru menimpanya, masih ada rejeki yang datang tiba-tiba tak kenal permisi.

Berbeda dengan Nurhayati, Dara nampak tak sedramatis itu. Senyum tak habis-habis menghiasi wajahnya saat melihat handphone baru yang hari sebelumnya masih mustahil baginya. Tak ada lagi kata ‘nebeng’ belajar, kini Dara bisa dengan fokus belajar dengan perangkat komunikasinya sendiri. Bersama kakaknya, Farel, ia mencoba handphone itu untuk pertama kalinya.

“Bagus banget kak, lebih bagus dari punya kita sebelumnya,” ucap polos Dara kepada tim Dompet Dhuafa Jawa Barat. (Dompet Dhuafa / Foto & Penulis: Zul)