Haru Pamit Irfansyah: Supaya Kelak Sang Orang Tua Agung dan Bangga

SIARAN PERS, SUMATERA SELATAN — “Nak, jangan lupa shalat. Jaga kesehatan, belajar yang rajin agar nanti menjadi anak yang sukses,” pesan Kristiyani, ibu Irfan.

“Jangan sedih. Hari ini kamu berangkat dan memang akan lama. Tapi, kamu harus manfaatkan dengan baik, rajin-rajinlah belajar disana,” tambah Ema Nurdiyansah, sang ayah sambil berlinang air mata.

Meski berusaha tegar, Irfan tak mampu menahan air matanya. Sesekali diciuminya pipi ibu dan ayahnya sambil menghapus air mata yang terus mengalir di pipi keduanya.

Suasana haru mendadak menyelimuti, tatkala Irfansyah berhasil mendapatkan surat keterangan sehat bebas Covid-19 dari Bandara International Sultan Mahmud Badaruddin II, Sumatera Selatan. Artinya, seluruh persyaratan Irfan untuk terbang ke Jakarta sudah ia kantongi. Tiga pasang bola mata semakin dipenuhi dengan air mata. Antara sedih dan bahagia, Irfan harus pergi jauh dari sang ayah dan ibunya.

Setelah melalui proses seleksi yang panjang, Irfan, siswa dari Kelurahan Pancawarna, Pedamaran Timur, OKI, berhasil lolos menjadi satu-satunya siswa Sumatera Selatan yang mendapatkan program Beasiswa SMART Ekselensia Dompet Dhuafa Parung, Bogor, tahun ajaran 2020/2021. Hingga Kamis (9/7/2020) pagi, Irfan harus bertolak dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin Palembang menuju Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, kemudian menuju Bogor.

Ikut mengantar pelepasan Irfan, tim Dompet Dhuafa Sumsel, Wulan dan Yamin, juga pembimbing Irfan yaitu Wagino, ikut hanyut dalam haru keluarga kecil ini. Dengan suara terbata-bata, berbagai pesan terucap dari sang ayah dan ibu untuk buah hati pertamanya itu.

“Ibu dan ayah, jangan lupa jaga kesehatan. Irfansyah akan rajin belajar di sana, supaya nanti bisa membanggakan ibu dan ayah,” balas Irfan.

Bagi Irfansyah, ini baru awal dari perjuangannya untuk mengangkat dan mengharumkan nama keluarganya. Menjadi seorang pilot, baginya adalah hal yang akan ia kejar untuk bisa membuat orang tuanya bangga, serta membesarkan nama keduanya.

“Semoga Irfansyah bisa mencapai cita-cita menjadi pilot dan membuat bangga keluarga,” ujarnya.

Di lain tempat di berbagai daerah di seluruh Indonesia, sebanyak 23 anak mengalami hal yang sama seperti Irfan. Mereka menjadi siswa yang akan tinggal di asrama untuk digembleng melalui program akselerasi di SMART Ekselensia Indonesia, Bogor, Jawa Barat.

Sesampainya di Bogor, Irfan akan bergabung bersama siswa lain dari Riau, Sumatera Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan, dan daerah lainnya. (Dompet Dhuafa/Zal/Muthohar)