Ibu Penyintas Ini Bantu Sesama Meski Rumah Hancur Terdampak Gempa

MAMUJU, SULAWESI BARAT — Ibu itu baru saja menjemur sejumlah pakaian di halaman tenda pengungsian Desa Kadolang, Kec. Mamunyu, Kab. Mamuju. Cuaca siang itu memang sedang panas. Tak sedikit yang dijemurnya. Sesekali Ibu Mutia (50) masuk ke sebuah rumah di depan area pengungsian, dan keluar membawa sejumlah pakaian yang baru tercuci untuk ia jemur kembali.

Masih terdapat reruntuhan bangunan di halaman rumahnya. Tembok belakang rumahnya pun jebol, tergantikan dengan terpal. Di dalam ruang yang tidak besar itu, terlihat banyak hasil cucian pakaian yang tersusun rapih pada sebuah almari kayu. Ternyata rumah Ibu Mutia adalah rumah laundry.

“Sejak gempa bumi lalu, laundry ini baru buka lagi sejak dua hari kemarin. Memang rumah rusak karena gempa dan kita juga masih khawatir ada gempa lagi, tapi banyak warga sekitar yang mengungsi minta tolong cuci sama kita, dari relawan juga ada,” sebut Ibu Mutia, salah satu penyintas gempabumi Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (26/1/2021).

Dibantu oleh empat orang anak perempuannya, Ibu Mutia kembali menerima jasa cuci tersebut. Hampir sekitar lima tahun ia lakoni jasa laundry itu. Meskipun penuh resiko untuk bekerja kini di dalam bangunan terdampak gempa, namun bukan tanpa alasan ia memutuskan hal itu.

Sebagai penyintas, ia juga merasakan para pengungsi butuh mencuci bersih pakaiannya karena di pengungsian sulit air bersih. Di kondisi ini, banyak relawan dan petugas terkait yang membutuhkan hal itu. Selain memang sebagai mata pencaharian utama, Mutia akui, melalui usaha laundry itu ia ingin membantu penyintas yang terdampak

“Saya hanya ingin membantu juga. Kasian pengungsi, sulit air bersih, beberapa mencuci di sungai saja. Mereka minta tolong saya buka laundry lagi dan maunya tetap bayar, dengan kondisi begini harga saya kasih setengahnya saja dari biasanya,” aku Ibu Mutia.

Hampir dua pekan pasca gempabumi berkekuatan M=6,2 SR mengguncang wilayah Sulbar, Ibu Mutia mencoba kembali mandiri. Meski terdampak dan sebagai penyintas, ia dan anak-anaknya berusaha bangkit dan membantu sesamanya. Ia pun berharap agar keadaan dapat cepat kembali pulih sedia kala.

Disana, Tim Disaster Management Centre (DMC) Dompet Dhuafa menggulirkan sejumlah bantuan logistik paket sembako, juga kebutuhan penyintas seperti tenda, alas matras, selimut, muslim kit, serta kebutuhan khusus wanita dan bayi. Pun mendirikan Pos Hangat sejak awal masa tanggap darurat. (Dompet Dhuafa / Dhika Prabowo)