Inspiring Library, Pusat Literasi di Tengah Pedesaan Gunung Kidul

GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA — Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh dari Kota Yogyakarta, dua jam pun dilalui untuk sampai di SD Negeri Girisekar, Gunung Kidul. Dengan kontur jalan yang lumayan sulit dilalui, namun masih mudah untuk diakses.

Akhirnya tim Dompet Dhuafa bisa sampai di Inspiring Library, SD Negeri Girisekar. Sebuah perpustakaan modern yang ada pada sekolah di tengah-tengah pedesaan. Siapapun yang masuk gapura sekolah pasti langsung terpaku pada penampakan perpustakaan di sekolah dasar tersebut.

Rapi, teduh, dan modern, begitu kata-kata yang pertama muncul ketika masuk ke Inspiring Library. Kepala sekolah SD N Girisekar, Tri Kundari, menceritakan bagaimana Inspiring Library telah mengubah pendidikan di sekolahnya.

“Dulu belum optimal perpustakaan itu, karena memang lokasinya kurang strategis, jadi tidak ada yang peduli dengan perpustakaan. Karena jauh, tidak ada koleksi buku yang banyak, dan tata letak ruangannya yang biasa aja, jadi siswa kurang tertarik,” begitu Tri memulai ceritanya.

Lalu perubahan itu mulai terlihat ketika SD N Girisekar dipertemukan dengan Dompet Dhuafa. Melalui progam Sekolah Literasi Indonesia (SLI), Dompet Dhuafa menginisiasi adanya perpustakan yang lebih mapan yang lebih lanjut dinamakan Inspiring Library. Posisi perpustakaan yang awalnya ada di pinggir sekolah dan terisolir lalu direlokasi di tengah sekolah. Perpustkaan pun lebih mudah diakses.

Koleksi buku pun diperbaharui, dengan buku yang lebih baru dan menarik bagi anak-anak usia SD. Interior perpustkaan didesain dengan tampilan yang lebih menarik, dan warna-warni lengkap dengan berbagai kata-kata inspiratif.

“Perpustkaan diberikan banyak koleksi baru ya, dan buku-bukunya disukai anak-anak. Ruangnya pun lebih tertata, dan warna-warni lebih menarik untuk anak-anak,” tambah Tri.

Bukan hanya intervensi fisik, Dompet Dhuafa melalui SLI juga memberikan pelatihan pengembangan SDM untuk tenaga pengajar di sekolah tersebut. Para guru dilatih untuk mengelola perpustkaan, juga pelatihan skill mengajar. Kini pun bukan hanya sekolah, namun tenaga pengajar pun lebih maju dari sebelumnya.

Kini, kreatifitas sudah menjadi bagian dari suasana di SD N Girisekar, perpustakaan berkembang, dipadukan dengan ruang terbuka hijau, para siswa berkreasi dengan bebas. Sekedar membaca atau mengasah keterampilan bermain gamelan, atau bermain catur. Suasana belajar di SD N Girisekar seakan melupakan fakta bahwa sekolah itu ada di tengah pedesaan di wilayah marginal Yogyakarta.

“Setiap hari semakin banyak kunjungan anak-anak di perpustakaan senang kami melihat anak-anak jadi gemar membaca. Di kelas pun anak-anak jadi lebih kreatif, dan itu membantu guru dalam memberikan pengajaran,” tukas Tri.

Karena prestasi mengubah wajah sekolah melalui perpustakaan, kini SD N Girisekar sudah menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah di wilayah Gunung Kidul. Banyak instansi yang studi banding untuk belajar mengelola perpustkaan dari sekolah tersebut. Bahkan SD N Girisekar berhasil menyabet gelar nasional sebagai Sekolah Dasar Negeri Komponen Manajemen Berbasis Sekolah dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019 lalu. (Dompet Dhuafa / Zulfana)