Kilas Balik Bersama Mas Malik, Catatan Parni Hardi

SIARAN PERS, JAKARTA — Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Abdul Malik Fadjar telah wafat di usia 81 tahun di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin (7/9/20). Sosok luar biasa dari seorang Menteri Pendidikan Nasional (2001-2004) dan Menteri Agama (1998-1999) tersebut kini telah tiada, namun kenangan baik Abdul Malik Fadjar masih lekat bagi orang-orang terdekatnya.

Salah satu kenangan itu datang dari Parni Hardi, Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Bukan kemarin atau minggu lalu, kebaikan Abdul Malik Fadjar bisa teringat bahkan setelah puluhan tahun berlalu. Semua terekam dalam catatan ‘Kilas Balik Bersama Mas Malik’ yang ditulis oleh Parni Hardi.

Kilas Balik Bersama Mas Malik.

Mas Malik Fajar mitra senior, tempat saya belajar,
tentang kesederhanan.
Rasanya belum lama kita jumpa dalam beberapa peristiwa,
yang paling istimewa di Jalan Indramayu, Jakarta tahun 1998, menjelang transisi, suksesi alih kuasa berkat gerakan reformasi.

Itu rumah dinasmu sebagai Dirjen Departemen Agama.
Di situ bertemu beberapa orang yang kemudian menulis sejarahnya sendiri-sendiri.
Ada Mas Adi Sasono (alm), Mas Amin Rais dan Bung Yusril Mahendra, sekedar menyebut beberapa nama.
Saya terselip di antaranya, Mas Malik tuan rumahnya.
Mbakyu Malik juru masaknya:
Gudeg dari gori, tewel, nangka muda, makanan khas Yogya.
Duh nikmatnya, dimakan larut malam setelah diskusi panjang, merancang aksi.

Rumah Indramayu, kantor PP Muhammadiyah, Jakarta dan Gedung Republika, Warung Buncit, Jakarta adalah tiga serangkai dapur reformasi. Tentu masih ada dapur lain dengan koki dan menu berbeda.
Jam malam diberlakukan di ibukota. Aktivis tidak kurang akal.
Kita naik mobil ambulance RSI Jakarta, bebas keliling kota.

Selang beberapa waktu Mas Malik jadi Menteri Agama, lalu Mendikbud, menyusul Menko Kesra, terakhir anggota Wantimpres era Jokowi.
Dari dulu Mas Malik tampil selalu begitu: sederhana.
Tinggi besar, suka berkelakar, sambil rokok tetap terbakar.
Sekarang Mas Malik telah kembali ke alam baka.

Aku bersaksi, Mas Malik orang baik.
Doaku menyertai semua yang mencintaimu.

(ph 10.9.20).

Sebagai cendikia muslim, Abdul Malik Fadjar dikenal sosok yang progresif. Berkat tangan dinginnya, ia turut andil dalam trasnformasi UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) dan UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta) menjadi dua universitas yang besar kala ia pimpin. Pengabdiannya pada negara tidak berhenti disana, tercatat beberapa kali Abdul Malik Fadjar ditunjuk menjadi menteri, sekalipun presiden telah berganti. Abdul Malik Fadjar pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada era Presiden Ketiga RI BJ Habibie.

Pada era kepemimpinan Presiden Megawati, ia ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan Nasional. Saat Yusuf Kalla mencalonkan diri sebagai calon Wakil Presiden di Pemilu 2004, Adam Malik menggantikan posisinya sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra). Terakhir, saat kepemimpinan priode pertama Presiden Jokowi, Abdul Malik Fadjar kembali ditunjuk untuk membantu presiden sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

Selamat Jalan, Abdul Malik Fadjar. Segenap keluarga besar Yayasan Dompet Dhuafa Republika turut berbela sungkawa. (Dompet Dhuafa)