Perjalanan Dompet Dhuafa bersama para relawan dan penerima manfaat dalam kebencanaan, sudah terjalin sejak Dompet Dhuafa berdiri di tahun 1993. Kala itu terjadi Gempa bumi di Liwa, Kabupaten Lampung Barat. Belum ada teknologi siaran televisi yang menyiarkan langsung kerusakan akibat gempa. Namun dari data yang dikumpulkan, gempa bumi darat itu mengakibatkan 207 jiwa meninggal. Jumlah warga yang kehilangan tempat tinggal saat itu diperkirakan mencapai 75.000 orang.
Koran masih menjadi media yang mengabarkan bagaimana gempa membuat puluhan ribu jiwa kehilangan tempat tinggal. Dompet Dhuafa, melalui harian Republika, saat itu mengabarkan pada masyarakat untuk ikut mengulurkan tangan membantu mereka. Alhamdulillah, donasi kebaikan dari para donatur saat itu terkumpulkan Rp 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah), di antaranya Rp 50.000.000,- dari ICMI Pusat.
Penyaluran bantuan Gempa Liwa dari Dompet Dhuafa disalurkan secara simbolis pada 22 Maret 1994 bersama Menteri Penerangan Harmoko kepada Pemda Lampung di Masjid Al Furqon Bandar Lampung. Bantuan dialokasikan untuk pembangunan sekolah dan pengembangan ekonomi produktif, selain untuk kebutuhan respon. Selain itu, bantuan pengembangan ekonomi produktif disalurkan melalui skema Qardhul Hasan melalui BMT Dompet Dhuafa Republika Liwa.
Sejak saat itu, respon bencana menjadi salah satu program kemanusiaan yang digaungkan Dompet Dhuafa. Dana dari para donatur yang sangat peduli dengan sesama, disalurkan untuk para penyintas bencana. Seperti pada foto, bantuan dari donatur disalurkan untuk para warga korban bencana alam tahun 2000 dan 2001. Ini yang menjadi cikal bakal lahirnya tim respon bencana dan tanggap darurat Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, yang kini masih terus ikut dalam harmoni kebaikan untuk tanggap daruat, dan kemanusiaan. Baik di Indonesia, maupun menebar kebaikan di sejumlah negara konflik.
Terima kasih bagi sahabat, yang telah ikut menjadi bagian harmoni kebaikan bersama Dompet Dhuafa. #27HarmoniKebaikan