Korupsi dan Kemiskinan, Dua Sisi Mata Uang yang Tak Terpisahkan

SIARAN PERS, TANGERANG SELATAN — Diskusi Rutin yang berlangsung di Pusat Belajar AntiKorupsi (PBAK) Dompet Dhuafa, pada Jumat (6/3/2020). Diskusi dengan tema Korupsi dan Kemiskinan dibawakan langsung oleh Direktur PBAK, Ridwan Affan.

Menurut Affan, permasalahan korupsi dan Kemiskinan adalah dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. "Dari penelitian Cuervo-Cazurra, negara yang memiliki tingkat korupsi tinggi cenderung memiliki GDP rendah. Kemudian angka pengangguran tinggi," jelas Affan. 

Ia juga menjelaskan bahwa posisi Indonesia saat ini masih berada dalam kondisi belum aman, "Menurut data dari tranparansi Internasional, posisi kita ada di pringkat 85 dari 180 negara. Jauh dari Singapura, Malaysia dan Brunei. Jadi tantangan kita masih banyak". 

Selain itu, Affan menjelasakan terkait konsern dari lembaga PBAK tersebut. Ia menjelaskan jika kemiskinan bisa terjadi karena banyak hal, salah satunya adalah faktor struktural. Yaitu dari Korupsi dan kebijakan yang tidak pro pada rakyat miskin. Maka dari itu, PBAK yang merupakan bagian dari Dompet Dhuafa, menjawab permasalahan kemiskinan dari gerakan antikorupsi.

"Hadirnya PBAK saat ini adalah cara kami di Dompet Dhuafa, untuk mengentaskan kemiskinan," pungkasnya. (Dompet Dhuafa/Aan Dirga PBAK)