Kuras Ilmu dari SGI, Halimah Kini Menginspirasi Para Guru di Kendari (Bagian Dua)

SULAWESI TENGGARA — Tidak berhenti di Program Sekolah Guru Indonesia Master Teacher (SGI-MT), Halimah kemudian mengikuti program SGI Dompet Dhuafa lainnya yaitu SGI Zillenial Teacher. Pada program ini, ia mengikuti setiap prosesnya selama genap 6 (enam) bulan. Karena pandemi, maka 3 (bulan) pertama perkuliahan dilakukan melalui daring. Selanjutnya untuk 3 (tiga) bulan berikutnya, ia ditugaskan untuk menerapkan materi-materi di tempatnya aktif mengajar saat ini.

“Pada program SGI Zillenial Teacher ini, saya berkolaborasi dengan salah satu peserta lainnya, yaitu Ibu Wiwin. Selama satu bulan di Kendari ini, kami melakukan program pemberdayaan bersama-sama. Kami mengangkat kegiatan yang bernama RKUPB21 (Rumah Kreatif Unlimited, Pembelajaran Abad 21). Di situ, kami ada 3 (tiga) kegiatan, yaitu Kelas Anti Gaptek, Kelas Pembuatan Media Pembelajaran, dan Kelas Konten Kreator,” jelasnya, masih pada kesempatan yang sama, pada Rabu (1/12/2021).

Begitu apiknya program pembelajaran kreatif tersebut, RKUPB21 hingga masuk dalam 3 (tiga) program terbaik SGI kala itu. Meski begitu, ia tak menganggap programnya lebih baik dari program rekan-rekannya yang lain. Menurutnya semua program yang diusung oleh para peserta SGI Zillenial Teacher sangatlah baik semua. Program RKUPB21 yang dicetusnya ini juga tak lain berkat banyak diskusi dengan banyak civitas akademika lainnya. Bahkan tak hanya dengan rekan-rekan di SGI namun juga guru-guru lain di luar itu.

Setelah menelaah berbagai model program inovasi pendidikan dan berbagai kurikulum pendidikan di daerah-daerah, baik yang ditemuinya secara langsung maupun dari hasil diskusi, ia menarik kesimpulan dengan meyakini bahwa kemampuan anak-anak di daerah dan di kota itu sama. Hanya yang membedakan adalah fasilitas dan akses pendidikan yang didapat.

Baca Juga: http://dompetdhuafa.org/id/berita/detail/Kuras-Ilmu-dari-SGI–Halimah-Kini-Menginspirasi-Para-Guru-di-Kendari–Bagian-Satu

“Setelah menelaah dari program yang telah kami lakukan, ternyata pengetahuan anak di daerah dan di kota itu sama, hanya yang membedakan mereka kurang terfasilitasi dan mungkin banyak yang mengalami keterbatasan akses pendidikan,” utasnya.

Aktifnya Halimah di pendidikan kota saat ini, membuatnya semakin ingin menggembangkan pendidikan di daerah asal kelahirannya. Namun ia merasa masih perlu banyak mengembangkan kapasitas diri sebelum dibawa pulang ke kampung halaman, maka untuk saat ini masih terus mencari pengalaman. Selain itu, ia juga perlu memperluas jaringan untuk memudahkannya melakukan pengembangan di kampung halaman. Berbagai buku pun telah banyak ia tulis sejak terinspirasinya dia oleh rekan-rekan di SGI l. (Dompet Dhuafa / Muthohar)