Kurban di Lokasi Bencana, Asa di Bantaran Masamba (Catatan Relawan – Bagian Tiga)

SIARAN PERS, LUWU UTARA, SULAWESI SELATAN — Kemudian pagi saya disambut dengan alunan takbir dari berbagai penjuru Masamba. Sekalipun dalam suasana duka karena bencana, warga Masamba tak mau meninggalkan momen akbar Idul Adha 1441 H kali ini. Banyak warga yang berkumpul di tempat yang masih layak untuk melaksanakan Sholat Ied. Semakin syahdu, karena doa yang dilantunkan, syarat akan harapan masyarakat Masamba yang ingin segera pulih.

Saya dan Bojek, beserta tim, bergegas pada pagi untuk mengantarkan puluhan ternak ke Pengungsian Meli pada Jum'at (31/7/2020). Amanah donatur Dompet Dhuafa dalam progam Tebar Hewan Kurban (THK) 2020 harus disampaikan hari itu. Pagi sekali setelah Sholat Ied, tepat di pinggiran pengungsian para warga telah berkumpul untuk ikut membantu mengurus hewan kurban. Memanfaatkan lahan sawit yang rimbun, satu per satu sapi telah ditandai, dan dipastikan sesuai dengan nama-nama pengkurban. Ada sekitar 11 hewan kurban yang akan disembelih pada hari itu di Pengungsian Meli. Menjadi jawaban atas harapan warga yang khawatir tak mencicip daging kurban di masa sulit seperti sekarang.

Matahari semakin meninggi, gerimis pun sudah mulai mereda. Dinginya pagi berganti dengan kehangatan gotong royong warga. Sapi pertama pun diarak bersama, dan setelahnya disembelih. 

“Bismillahirahmanirrahim, Allahu akbar…, Allahu akbar, Allahu akbar,” ucap si jagal, diikuti warga lain yang membantu untuk menyembelih.

Satu sapi telah tanggal, tak lama setelahnya dipastikan tak lagi bernyawa. Warga lain pun menghampiri, ada yang bertugas untuk menguliti, ada juga yang mencacah daging. Sebagian lain langsung diantar ke Dapur Keliling (Darling) Dompet Dhuafa untuk bisa diolah. Tak lain untuk bisa dinikmati nantinya saat makan siang. Nuansa gotong royong yang khas ada di momen Idhul Adha.

Besek berbahan bambu sudah terjejer rapi, siap menampung cacahan daging hewan kurban, untuk selanjutnya bisa didistribusikan. Tiba saatnya kami menghampiri Dasmia, yang tempo hari sempat berbincang dengan saya. Tak jauh dari tempat penyebelihan, nampak Dasmia sudah menyapa saya dengan senyum ramah. Tim menyampaikan amanah daging kurban tersebut kepada Dasmia dan ratusan keluarga penyintas lainnya di Pengungsian Meli. Senyum ramah Dasmia mengembang lebar ketika melihat daging sapi yang ia terima dari Tim THK. 

“Terimakasih ya mas, terimakasih sekali,” begitu ia ucap berulang kali, kepada kami yang mendatangi tendanya.

Seperti halnya orang di wilayah Masamba lainnya, Dasmia rupanya sudah menyiapkan menu khusus Idhul Adha. Kapurung, menu berbasis tepung sagu dengan cacahan daging sapi adalah makanan yang tak boleh absen di setiap hari raya. Kompor pun langsung dinyalakan, tak pikir panjang, hari itu Dasmia dan keluarga menikmati daging kurban bersama-sama. 

Bencana boleh datang, menjadi bagian dari cobaan di Masamba. Namun masyarakat di Masamba tak selemah itu menyikapi ujian tersebut. Daging kurban dari progam THK Dompet Dhuafa hadir untuk menguatkan penyintas seperti Dasmia dan ratusan keluarga lainnya. Bukan hanya sekedar daging, THK datang dengan pesan solidaritas dari berbagai kalangan yang tak tutup mata dengan nasib saudaranya.

Tidak ingin mengganggu momen bahagia Dasmia dengan menu Idhul Adhanya, saya pamit undur diri. Banyak lagi kabar gembira yang harus disampaikan kepada keluarga penyintas lain di kluster Pengungsian Meli. (Dompet Dhuafa/Zul)