Melihat Semeru Lebih Dekat, Dompet Dhuafa Gulirkan Respon di Lumajang

SIARAN PERS, LUMAJANG, JAWA TIMUR — Pengamatan visual Gunung api Semeru di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terlihat jelas hingga tertutup kabut selama 1 Oktober hingga 30 November 2020. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. Kemudian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut mengalami erupsi menerus sehingga menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas kawah/puncak. Guguran batuan dari arah puncak tertinggi Mahameru (3676 mdpl) terjadi tidak menerus sejak 19 Oktober 2020.

(Dok: Magma Indonesia)

Melalui press release Magma Indonesia https://magma.vsi.esdm.go.id/press/view.php?id=205 (Selasa, 1/12/2020), Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menyebutkan bahwa aktivitas vulkanik G. Semeru pada Sabtu (28/11/2020), terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan, diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 Km ke sektor tenggara lereng. Tiga hari kemudian, pada Selasa (1/12/2020), mulai pukul 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2 hingga 11 Km ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak G. Semeru.

Menyusul aksi respon Indonesia Siap Siaga pada erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta dan Gunung Ile Lewotolok di Nusa Tenggara Timur, kini tim DMC (Disaster Management Centre) melalui Dompet Dhuafa Cabang Jawa Timur, kembali menerjunkan personilnya dalam aksi respon erupsi Gunung Semeru.

Berangkat sejak Selasa (1/12/2020) pukul 04.00 WIB, tim memantau lebih dekat untuk melakukan assesment, berkoordinasi dengan pihak BPBD Lumajang dan warga Desa Supit Urang, membagikan masker dan menggulirkan pelayanan kesehatan kepada warga, serta mendirikan Pos Hangat juga Medis Dompet Dhuafa di SD Negeri Supiturang 04, Kec. Pronojiwo, Kab. Lumajang, Jawa Timur dengan Narahubung (Jhon) 082139181132.

“Melihat situasi dan merespon potensi peristiwa ini, DD Jatim memberangkatkan tim respon sejak Selasa dini hari ke wilayah Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Pukul 06.30 WIB beberapa masyarakat mengungsi ke tempat saudara mereka yang ada di wilayah aman di Desa Supiturang dan Desa Oro Oro Ombo. Pengungsian hanya pada malam hari, jadi pagi hari warga ke rumah masing-masing dan beraktifitas normal,” jelas Kholid Abdillah, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur.

“Kebutuhan darurat saat ini adalah masker guna mencegah terjadinya infeksi saluran pernapasan atas dan air bersih. Karena saluran air bersih rusak serta air sumur terkena debu,” tambahnya.

Potensi ancaman bahaya erupsi G. Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin. Potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.

Meskipun masih dalam status Level II (Waspada), masyarakat/pengunjung/wisatawan direkomendasikan agar tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah/puncak G. Semeru dan jarak 4 Km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak G. Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

“Saat ini terdapat pengungsi dengan jumlah sementara sekitar 550 Jiwa yang tersebar di dua titik, yakni Pos Pantau sebanyak 300 jiwa dan Desa Supiturang ada 250 jiwa. Juga beberapa dampak bencana berupa kerugian materil diantaranya terdapat empat Damtruk dan lima alat berat berupa Beco milik penambang, dua kandang kambing dengan perkiraan jumlah 20 ekor,” sebut Kholid.

Aktivitas G. Semeru saat ini tedapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak 1913. Letusan G. Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah/lidah lava, serta pembentukan kubah lava/lidah lava baru. Penghancuran kubah/lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari G. Semeru. (Dompet Dhuafa / DMC / Jatim / Dhika Prabowo)