Mengenang Mas Jojo, Amil Dompet Dhuafa yang Sangat Baik dan Ramah kepada Semua Orang

JAKARTA — Seperti disambar petir, kabar berpulangnya salah satu keluarga Dompet Dhuafa, Sukarjo Sholeh bin Wasnan, mengehentakkan tangis yang mendalam. Belum lama dikabarkan sakit, Mas Jojo, sapaan akrab Sukarjo, menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat (4/6/2021) pukul 17.10 WIB di RS Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa di Parung, Bogor.

Berbagai ucapan bela sungkawa pun menyelimuti atmosfer penghuni Philantrophy Building Dompet Dhuafa dan kantor-kantor jejaring lainnya. Almarhum Jojo bergabung dengan Dompet Dhuafa pada tahun 2000 sebagai salah satu Office Boy (OB). Pemuda rantau asal Brebes tersebut ikut bersama kakaknya yang bekerja di sebuah peternakan ayam di daerah Pengasinan, Depok.

Pada masa hidupnya, almarhum pernah mendapatkan bantuan pendidikan dari Dompet Dhuafa di sebuah Sekolah Teknik Menengah. Setelah lulus, ia kemudian langsung memutuskan untuk bergabung sebagai keluarga Dompet Dhuafa (saat itu kantor Dompet Dhuafa berada di Ciputat). Pada masa itu, Jojo lah yang bertanggung atas kenyamanan dan keamanan kantor Dompet Dhuafa.

Salah satu sahabat dekat sekaligus rekan kerjanya, Endang Purwanti mengungkapkan, Jojo selalu menemani para amil Dompet Dhuafa yang bekerja lembur mengelola dana-dana umat. Bahkan tak jarang ia menginap di kantor.

“Sering bikin mie rebus atau martabak mie buat cemilan makan malam kalau lembur,” kenang Endang.

Menurut Endang, Jojo adalah seorang teman yang sangat baik, ramah, dan tidak pernah mengeluh. Yang ia kenal hingga kini, Jojo selalu siap membantu jika temannya butuh bantuan, terkhusus apalagi yang berhubungan dengan perkomputeran. Endang dan Jojo tinggal satu komplek di perumahan Madani Residence DD. Di perumahan tersebut, Jojo diamanahi sebagai ketua RT komplek hingga tiga periode untuk mengatur keuangan kas, instalasi lampu jalan, urusan sampah, kerja bakti, dan lainnya. Jojo juga adalah sosok ayah yang sangat sayang keluarga, seorang suami yang bertanggung jawab, ramah, dan suka bermain dengan anak-anak.

Dalam pekerjaan pun tidak jauh berbeda. Jojo selalu siap direpoti jika temannya ada masalah dengan laptopnya. Di tangan Jojo, semua urusan perkomputeran selesai.

Rekan lainnya, Jenar Suseno juga ikut mengenang.

“Saya bertemu saat diakhir 2003. Saya masuk di Divisi Fundraising sebagai staff database, dan Mas Joe sebagai staff GA saat itu. Saya membuat sistem untuk pencatatan data-data muzaki, mas Joe sebagai team Support Computer dan jaringan. Mas Joe orangnya sangat murah senyum, mudah akrab dengan orang baru, siap selalu membantu jika diperlukan, sederhana, tidak mudah menyerah, suka mempelajari hal-hal baru,” kenang Jenar.

Ia lanjut menceritakan, “Beberapa tahun selanjutnya dibuat Divisi IT. Saya dan Mas Joe menjadi orang pertama yang mengisi divisi tersebut. Dari situlah saya semakin mengenal lebih dalam lagi dengan Mas Joe. Tiap hari bekerjasama, menyelesaikan permasalahan IT, bahkan sering nginep jika pekerjaan belum selesai”.

Menurut Jenar, etos kerja Jojo sangatlah luar biasa. Integritas dan loyalitas terhadap lembaga tidak ada yang meragukannya. Dari keseharian Jojo semasa hidupmya, orang-orang di sekitarnya belajar bagaimana menjadi amil yang Integritas, totalitas, loyalitas, sederhana, sabar, murah senyum, murah sharing, sayang keluarga, tanggung jawab, dan empati.

Selain di kantor, keakraban juga terjalin diluar pekerjaan. Totalitas dan keikhlasan semua ada di dalam dirinya, baik sebagai teman, sahabat, hingga rekan kerja, ia tidak pernah mengeluh. Semua pekerjaan ia selesaikan dan selalu dalam kehati-hatian saat bekerja untuk lembaga. Dompet Dhuafa sangat beruntung memiliki anggota keluatha seperti Jojo.

Sebagai penghormatan, keesokan harinya pada Sabtu (5/6/2021)  pukul 06.00-07.00 WIB, Dompet Dhuafa kemudian mengadakan temu virtual untuk melaksanakan tahlil dan doa bersama untuk almarhum Sukarjo Sholeh bin Wasnan. Berbagai ucapan bela sungkawa pun keluar dari bibir setiap insan Dompet Dhuafa.

“Sosok Mas Jojo, tidak pernah patah semangat. Saya gak bisa banyak berkata. Yang pasti saya bersaksi bahwa mas Jojo adalah orang baik,” ucap Shofa Al Quds.

“Awalnya info masuk ke HC bahwa almarhum memiliki gejala ke arah tipes. Kemudian pada 27 Mei tes PCR di LKC, tetapi sehari kemudian merasakan sesak nafas dan kami bawa ke RST. Rasa rindu sang buah hati, membuat gundah almarhum,” terang Afry Ramadhani.

“Ini adalah informasi yang mengejutkan. Saya rasa semua yang ada di Dompet Dhuafa sepakat bahwa beliau adalah sosok yang akrab dengan siapapun. Saya mewakili manajemen, memohonkan maaf bahwa lembaga belum dapat maksimal memberikan perhatian bagi teman-teman,” ucap Bambang Suherman, Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa.

“Kalau yang lain WA saya, paling isi chatnya berumur seminggu. Tapi pesan dari Mas Jojo, dari 2013 belum saya hapus dan masih ada. Terakhir konsultasi di 2019, konsultasi ke saya untuk buka rekening ONH. Bahkan ia sering menjadi penjamin bagi keluarga, teman dan orang yang di sekilingnya yang membutuhkan uang. Mas Jojo ini adalah teman tak hanya di kantor, tapi lebih jauh di luar-luar sana. Ia tahu etika, saat menjalankan keahlian di luar, pasti selepas jam kantor,” kenang Zainal Abidin Sidiq. (Dompet Dhuafa / Muthohar)