Jakhumfest 2020, Navicula dan Dompet Dhuafa Sinergi Bangun 1.000 Rumah Untuk Palu

SIARAN PERS, JAKARTA — "Untuk Sulawesi, karena dari sanalah semua berasal dan menjadi alasan kami bermusik malam ini," tutur Gede Robi Supriyanto, vokalis grup band Navicula, ketika memulai penampilan pertamanya pada gelaran Jakarta Humanity Festival (Jakhumfest) 2020 pada Minggu (26/1/2020) malam, di M Bloc Space, Kebayoran, Jakarta Selatan.

Grup musik asal Bali yang dibentuk sejak 1996, beranggotakan Gede Robi Supriyanto di vokal dan gitar, Dadang Pranoto di gitar, Supriatmoko di drum, dan Krishnanda Adipurba di bass, bersinergi bersama Dompet Dhuafa membangun hunian tetap untuk masyarakat korban gempa, tsunami, dan likuifaksi yang ada di Sulawesi Tengah, melalui program membangun 1.000 Rumah Untuk Palu.

Dalam rangkaian acara Sound of Humanity, Jakarta Humanity Festival tersebut, Dompet Dhuafa menyerahkan simbolis ucapan terima kasih pada donatur diwakilkan oleh Navicula. Sinergi program Humanesia, 1.000 Rumah Untuk Palu, terinisiasi sejak Desember 2019. Kini, jumlah donasi tersebut tengah mencapai Rp 143.040.648,-, diharap akan terus tumbuh dan bermanfaat.

"Sangat senang sekali bahwa melalui musik, kami bisa menjadi jembatan untuk membantu program kemanusiaan dan saudara-saudara yang lain. Kami juga masih terus menunggu dukungan teman-teman untuk mewujudkan inisiatif kami bersama kawan-kawan dari Dompet Dhuafa," aku Robi Navicula.

Aktifnya para anggota Navicula di dunia aktivis sosial dan lingkungan, tumbuh di Bali. Band tersebut menyerap banyak inspirasi dari beragam budaya dan informasi dari berbagai belahan dunia. Isu sosial, perubahan ekologi yang terjadi di Bali dan dunia secara global, menjadikannya sebagai topik lagu-lagu mereka. Beberapa karyanya yang berjudul Nusa Katulistiwa, Ibu, Orang Utan, Harimau, Metropolutan, juga Sampah, menjadikannya media pesan perubahan melalui musik. Kini, Navicula merambah kebaikan manfaat tersebut bersama Dompet Dhuafa.

Alasan lain program tersebut yakni sudah lebih dari setahun, bencana alam gempa, tsunami, dan likuifaksi yang terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, tapi masih banyak masyarakat terdampak bencana yang tinggal di hunian sementara. Akses jalan belum sepenuhnya diperbaiki, masih banyak anak korban terdampak yang belum memiliki hunian layak bersama orang tua mereka. Ditambah memasuki musim hujan yang mengancam hunian sementara mereka.

"Butuh sinergi dan keterlibatan banyak pihak, waktu, juga biaya yang tidak sedikit untuk mewujudkan itu semua," ungkap Robi. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)