Padahal Depan Rumah, Suparmi Pilih Ambil Haknya Setelah Semua Mustahik Menerima TZF Mereka

JAWA TENGAH — Hijau dedaun rambutan tumbuh rindang mengayomi insan-insan di bawahnya. Sepasang burung menukik berkejaran. Suparmi (65) duduk di kursi plastik sembari memandangi orang-orang beraut senang sedang berlalu lalang di depan rumahnya. Mereka adalah para penerima manfaat Tebar Zakat Fitrah (TZF) Dompet Dhuafa di kawasan Pati, Jawa Tengah.

Termasuk Suparmi. Ia adalah salah satu penerima manfaat (mustahik) program TZF yang Dompet Dhuafa selenggarakan dan distribusikan secara merata ke seluruh Nusantara. Suparmi termasuk dalam salah satu golongan delapan asnaf zakat, yaitu miskin. Selain itu, di umurnya yang sudah sepuh, sudah tidak banyak yang bisa dilakukannya. Untuk bertahan hidup seorang diri di rumah, sehari-hari ia berusaha menjajakan bumbu rempah-rempah ke orang-orang di sekitar rumahnya.

Ia akui, hasil yang diperolehnya dari menjajakan rempah-rempah adalah hanya sekedar untuk dapat membeli kebutuhan pokok pangan. Momen-momen yang ia sukai adalah ketika ada bantuan sosial datang, termasuk juga saat ia menerima zakat fitrah dari Dompet Dhuafa, pada Rabu (28/4/2021), persis di depan rumahnya, Desa Gembong, Kecamatan Gembong, Pati Jawa Tengah.

“Suami saya meninggal tahun 2015 lalu. Jadi sekarang saya hanya tinggal sendiri. Dari dulu memang saya adalah keluarga yang sederhana, jadi tidak banyak juga peninggalan almarhum suami. Untuk kebutuhan sehari-hari, saya berusaha dengan jualan bahan-bahan bumbu rempah-rempah. Setidaknya bisa untuk beli makan,” ucapnya.

Sepanjang pembagian paket TZF, Suparmi terlihat selalu menampakkan raut sumringah. Setiap orang yang datang, ia selalu menyapa dan menyambutnya dengan senyum hangat. Di lingkungannya, ada sebanyak 150 paket yang didistribusikan. Meski lokasi pembagian di depan rumahnya, sedari awal ia tak pernah terlihat membawa paket bingkisan. Hingga tersisa satu paket, ia kemudian bertanya kepada panitia.

“Sudah semuanya?” tanyanya dalam bahasa jawa.

Ia ternyata memilih untuk mengambil bagiannya di urutan yang terakhir. Alasannya, ia ingin memastikan para mustahik lainnya benar-benar sudah mendapat haknya. Dengan begitu, ia dapat dengan lega mengambil haknya.

“Saya senang melihat orang-orang datang dengan wajah senang. Saya merasakan betul rasa senang yang mereka rasakan. Saya juga senang depan rumah saya jadi tempat pembagian fitrahnya. Semoga ini menjadi catatan amal baik untuk saya nanti,” terangnya.

Sungguh mulia apa yang dilakukan oleh wanita janda ini. Di akhir pembicaraan, Suparmi berharap jika ada kegiatan-kegiatan serupa, ia ingin turut dilibatkan. Bukan untuk masuk sebagai penerima manfaat yang ia inginkan, namun untuk turut berkontribusi meluaskan manfaat kepada orang-orang yang membutuhkan. (Dompet Dhuafa / Muthohar)