SELASI Beberkan Tips Aman Menyusui Kala Pandemi Covid-19 (Bagian Satu)

SIARAN PERS, JAKARTA — Pandemik virus Corona (Covid-19) telah menimbulkan banyak pertanyaan. Salah satunya adalah soal keamanan menyusui bayi jika sang ibu diketahui positif Covid-19. Hingga saat ini, belum ada bukti kuat yang menunjukkan ibu dapat menularkan Covid-19 melalui proses menyusui.

Di tengah pandemik Corona, banyak kekhawatiran para ibu menyusui yang dapat memengaruhi proses keberhasilan menyusui, terutama pada fase ASI (Air Susu Ibu) esklusif. Sehingga perlu adanya informasi, edukasi dan dukungan bagi ibu menyusui di Indonesia.

Dompet Dhuafa yang membentuk Crisis Center Cegah Tangkal (CEKAL) Corona, bersama SELASI (Sentra Laktasi Menyusui Indonesia), menggelar sebuah talkshow daring dengan tajuk 'Tetap Menyusui Di Tengah Pandemi Covid-19'. Diadakan pada Jum'at (11/4/2020) siang, talkshow tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesiapan ibu, ayah dan keluarga, dalam mendukung keberhasilan menyusui di Indonesia.

Dr. Sylvia Haryeny, IBCLC, selaku Narasumber dalam webinar tersebut mengatakan, bahwa CDC belum menemukan satu penelitian yang mendeteksi virus corona dalam ASI. Para ahli menganggap bahwa menyusui bayi aman dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

"ASI sendiri berkhasiat membantu memperkuat daya tahan tubuh bayi. Di mana sistem imun dan antibody akan terbentuk lebih cepat yang dapat bermanfaat bagi bayi. Ibu dapat terus menyusui bayi dengan menerapkan semua tindak pencegahan yang perlu dilakukan," jelas dr. Sylvia.

Selain meningkatkan pengetahuan ibu dan ayah, serta keluarga manfaat ASI dan menyusui di tengah pandemi Covid-19, informasi dalam webinar tersebut tentunya juga diharap dapat mengetahui tindakan pencegahan yang dapat dilakukan ibu menyusui pada saat sebelum dan sesudah menyusui. Kemudian mengetahui bagaimana kiat mempertahankan menyusui di tengah pandemi Covid-19.

"Informasi ini diperuntukan bagi masyarakat umum juga tenaga kesehatan. Pandemi global kasus Covid-19 menjadi momentum semua pihak berperan dalam kapasitas, kemampuan dan kepedulian masing-masing terhadap sesama manusia. Terlebih kaum dhuafa yang memiliki banyak kerentanan untuk terpapar maupun terdampak dari bencana wabah tersebut," terang dr. Sylvia. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)