Sehari Bersama Relawan Cekal Corona: Pasang Empat Bilik Disinfektan Sekaligus (Bagian Satu)

SIARAN PERS, BEKASI — Pagi itu, sejumlah orang tengah sibuk mondar-mandir di kantor Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa. Ada yang sedang membawa galon disinfektan, ada yang meracik cairan disinfektan, ada pula yang hendak pergi ke toilet sambil menunggu orang yang masuk pertama untuk segera keluar. Dua relawan Cekal Corona Dompet Dhuafa, Arkan dan Zikri tengah mengangkat beberapa Disinfection Chamber (bilik sterilisasi) ke dua mobil pickup. Nantinya bilik sterilisasi tersebut akan dipasang di empat titik lokasi. Dua lokasi di kantor kelurahan, satu di puskesmas dan satu lagi di rumah sakit.

Tim Arkan ditugaskan untuk memasang di UPT Puskesmas Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan dan di RSIA Selasih Medika, Bekasi Barat, Kota Bekasi. Sedangkan tim Zikri menuju Kelurahan Cempaka Baru, Kemayoran, dan Kelurahan Cideng, Gambir, Jakarta Pusat. Ketika semua persiapan sudah lengkap tim masing-masing bergegas menuju lokasi yang sudah ditentukan koordinator tempo hari. 

Penulis mendapat kesempatan untuk ikut salah satu tim, melihat pemasangan bilik disinfektan berlangsung, yakni Tim Arkan. Mereka mendatangi salah satu lokasi terdekat lebih dahulu yakni di UPT Puskesmas Kampung Sawah. Untuk pemasangannya sendiri tidak terlalu banyak makan waktu. Kurang lebih 30 – 40 menit selesai. Namun biasanya, yang menjadi kendala besar adalah jarak lokasi pemasangannya. 

"Kadang kalau permintaannya banyak kita bisa bolak-balik dua kali. Dari markas DMC menuju lokasi, kemudian balik lagi ke markas untuk lanjut ke lokasi selanjutnya," terang Arkan. 

Selama di perjalanan, masing-masing dilengkapi suplemen vitamin dan minuman. Sehingga mereka bisa tetap prima dan tidak mudah sakit. Arkan sadar dalam kegiatan kemanusiaan seperti ini penuh resiko. Terlebih hingga kini data kasus virus corona (COVID-19) mencapai 3.293. Sedangkan yang sembuh menyentuh angka 252. Dengan total kematian 280 orang. 

"Kalau disuruh milih saya lebih baik respon bencana alam. Ketimbang bencana macam seperti ini," ujar relawan lainnya yang tidak mau disebutkan namanya. 

"Tapi bukan berarti saya tidak mau turut serta menjadi relawan untuk masalah pandemik. Karena menolong sesama merupakan kewajiban bersama. Bukan begitu, Mas?" jelasnya. 

Arkan yang bertugas menyetir ikut menimpali, "Memang balasannya tidak seperti pekerja kantoran atau pengusaha manapun di luar sana. Kita juga harus jaga kesehatan tetap fit. Tapi menurut saya, menjadi relawan tetap yang terbaik. Terlebih ketika masyarakat sedang dilanda rasa takut seperti ini. Sudah jadi rahasia umum kalau kita harus saling gotong-royong," ujarnya sambil sesekali meniru lirik lagu remix yang sedang diputar di radio mobil. (Dompet Dhuafa/Fajar)