Semangat Perempuan Petani Hidroponik: Kisah Kelompok Tani Masyarakat Peduli Lingkungan (Bagian Tiga)

SIARAN PERS, BEKASI — Walaupun pengembangan tanaman hidroponik sudah mulai terbangun. Tantangan bukan berarti tidak ada. Dari segi harga memanglah berbeda. Daya tarik pasarnya juga belum begitu kuat. Akhirnya mereka berusaha kuat untuk mempromosikan produk-produk GACV.

“Kita (jual) via whatsapp, facebook dan lain-lain. Kadang kita juga pergi ke sekolahan dan puskesmas buat jualan,” jelas Nengsih.

Jika memungkinkan program tersebut akan diperluas ke desa-desa lain supaya bisa menambah manfaat yang ada. Kemudian juga akan banyak orang lagi yang tertarik ikut dari semua kalangan usia.

“Kita pernah coba kenalin ke yang muda-muda. Cuma, kayaknya mereka masih belum tertarik. Maklum, anak muda. Biasanya ingin mencari yang lebih,” tutup Nengsih.

Semoga konsistensi dari Kelompok Tani yang juga peduli akan lingkungan, membuahkan hasil maksimal kedepannya. Salah satunya dapat menjadi pintu peningkatan perekonomian masyarakat. (Dompet Dhuafa/Fajar)