Status Gunung Merapi Siaga, DMC Terjunkan Tim ke Yogyakarta

SIARAN PERS, YOGYAKARTA — Berdasarkan evaluasi data pemantauan, BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) Yogyakarta menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik pada Gunung Merapi saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk. BPPTKG mengatakan terjadi peningkatan status aktivitas Gunung Merapi dari ‘Waspada (Level ll) ke Siaga (Level lll)’ melalui rilis resmi yang disiarkan pada Kamis (5/11/2020) pukul 12.00 WIB.

Kemudian, Pemerintah Kabupaten Sleman turut menetapkan status tanggap darurat Gunung Merapi mulai tanggal 5 hingga 30 November 2020. Pun arahan langkah-langkah mitigasi oleh BPBD Sleman juga disiapkan. Mulai dari persiapan logistik, barak pengungsian, pencegahan penyebaran Covid-19, hingga evakuasi warga khususnya lansia yang bermukim pada radius KRB (Kawasan Rawan Bencana) 5 km dari Gunung Merapi.

Merespon hal tersebut, Tim Disaster Management Centre (DMC) Dompet Dhuafa turut menerjunkan sejumlah 14 personilnya yang terbagi dalam First Responder (4 orang), SAR (5 orang), Medis (3 orang), dan Logistik (2 orang), dengan armada truk Unimog, kendaraan taktis 4×4, juga ambulance all train, ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jum'at (6/11/2020).

“Dengan meningkatnya aktivitas Gunung Merapi menjadi siaga dan penetapan status tanggap darurat, respon Tim DMC turut siap siaga dan menerjunkan personilnya ke wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Hingga kini, DMC juga telah mendirikan Pos Dompet Dhuafa di Dusun Plosorejo RT 02/RW03 Balong Wetan, Desa Umbulharjo, Kec. Cangkringan, Sleman,” sebut Maizar Helmi selaku Koordinator Siaga Merapi DMC Dompet Dhuafa.

Ia juga katakan, Tim DMC telah mendirikan gudang logban (logistik bantuan), mapping area Sleman dan Temanggung, mendirikan Pos Hangat di 3 (tiga) lokasi yaitu Desa Deyangan dan Desa Banyuroko; Mertoyudan, juga Desa Taman Agung; Muntilan.

Situasi terkini aktivitas Gunung Merapi terus mengalami peningkatan. Beberapa masyarakat daerah rawan erupsi diungsikan ke tempat lebih aman, terutama Lansia dan Balita. Mengingat lokasi siaga terdapat di wilayah DIY dan Jawa Tengah, pihak Kabupaten Magelang melakukan evakuasi tahap pertama mandiri sebanyak 607 jiwa kelompok rentan.

“Hasil assesment kami di 3 lokasi pengungsian, terdapat kebutuhan darurat berupa peralatan balita, makanan bayi, handsanitizer, tempat cuci tangan, peralatan mandi, sembako, air mineral, kasur lantai, bumbu dapur, termasuk buah-buahan,” ungkap Maizar.

Pasca erupsi besar tahun 2010, G. Merapi mengalami erupsi magmatis kembali pada 11 Agustus 2018 yang berlangsung sampai bulan September 2019. Seiring dengan berhentinya ekstrusi magma, G. Merapi kembali memasuki fase intrusi magma baru yang ditandai dengan peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan 21 Juni 2020. Dan terhitung sejak 26 Oktober 2020 lalu, aktivitas vulkanik terus meningkat hingga saat ini. (Dompet Dhuafa / Foto: DMC / Penulis & Editor: Dhika Prabowo)