Sudaryanto: Keikhlasan dan Kebaikan Berkurban

SIARAN PERS, TANGERANG SELATAN — "Yang menjadi pegangan saya adalah, saya ingat Qabil dan Habil, putranya Nabi Adam A.S.. Allah menerima kurban dari (pihak) yang baik dan ikhlas. Karena kalau kurbannya kurang baik, berarti tidak ada keikhlasan. Sedangkan menurut saya, yang awam ini, Islam itu ikhlas. Ikhlas diatur oleh Yang Maha Kuasa. Intinya terletak di keikhlasan," ungkap Sudaryanto (72), salah satu donatur THK (Tebar Hewan Kurban) Dompet Dhuafa.

Bersama sang istri, ia sedang berada di Giants Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten (Minggu, 19/7/2020). Keduanya lengkap seperti pasangan muda yang sedang mengisi waktu luang di sore hari.  Disana, mereka menemui konter Dompet Dhuafa. "Mengingat sebentar lagi akan memasuki Idul Adha, kami sontak melakukan donasi untuk berkurban", tambah Sudaryanto.

Sudaryanto sendiri merupakan pensiunan dari salah satu perusahaan minyak yang ada di Indonesia. Sewaktu beliau masih aktif di tempat kerjanya dahulu, ia bercerita, pernah melakukan penyembelihan kurban di wilayah sebelah Timur bagian Madura.

"Di sana mayoritas berprofesi sebagai Nelayan. Namun secara pendapatan masih kurang memadai. Jadi kami memilih lokasi disana untuk dilakukannya penyembelihan kurban waktu itu. Sebab itu pula melalui THK di Dompet Dhuafa kami percaya bahwa kurbannya juga akan terdistribusi secara luas," jelas Sudaryanto.

Dompet Dhuafa hingga kini masih terus membuka konter donasi di beberapa titik. Dengan tetap menerapkan protokol-protokol kesehatan menghadapi Covid-19. Dari mulai menggunakan masker, tetap menjaga jarak, dan selalu serta rajin mencuci tangan. Dengan hal ini, para calon pekurban bisa tetap menunaikan ibadah kurban secara offline. Di konter Giants Bintaro ini, didampingi oleh dua relawan fundraising Dompet Dhuafa yang bernama Dewi Nuraeni dan Indah Novitasari.

"Terus bersyukur, Alhamdulillah, bahwa masih banyak para Muzakki yang baik, yang insha Allah dapat membantu Mustahik yang kurang mampu dengan menikmati keindahan Idul Adha beserta kurbannya di berbagai pelosok", aku Dewi.

"Saya tidak bisa banyak berharap, artinya saya memberikan apa yang bisa saya berikan. Semampu saya. Kemudian mudah-mudahan ini bisa bermanfaat bagi para muslim dan muslimah yang mungkin tidak hanya di Jakarta saja, bahkan di luar Jawa itu mereka memiliki beban. Saya memang melihat seperti itu. Karena perataaan ekonomi di luar Jawa memang sulit. Selain berharap kurban saya dapat diterima oleh Allah, saya berharap kurban saya juga bermanfaat bagi masyarakat," tutup Sudaryanto. (Dompet Dhuafa/Fajar)