THK 2020: Peternak Untung Besar Berkat Investor

SIARAN PERS, JAKARTA — Sebagaimana Dompet Dhuafa yang mengilhami berdirinya sejumlah lembaga amil zakat serupa, Tebar Hewan Kurban (THK) telah mengubah budaya berkurban di Indonesia. Umumnya, ibadah kurban di bulan Dzulhijjah, biasa dilakukan dengan ritual penyembelihan hewan kurban di kediaman sendiri, atau diserahkan kepada panitia kurban di kawasan tempat tinggalnya. 

Tahun 1994, program “Tebar 999 Hewan Kurban” oleh Dompet Dhuafa, meluncur dengan ide 'gila'. Para pekurban cukup menyerahkan dan mempercayakan sejumlah uang kepada Dompet Dhuafa untuk dibelikannya hewan kurban. Selanjutnya, Dompet Dhuafa yang menentukan di mana dan di siapa hewan dibeli, di mana hewan akan disembelih, dan kepada siapa saja dagingnya dibagikan. Setelahnya pekurban akan mendapat laporan-laporannya. 

Dengan program tersebut, Idul Adha (Kurban) tidak hanya dirasakan oleh kawasan-kawasan perkotaan saja, namun juga secara merata menyebar ke pelosok-pelosok Indonesia. Bahkan ke pulau-pulau kecil yang sulit sekali untuk diakses. 

Kini, memasuki usia Dompet Dhuafa yang ke 27 di tahun 2020 ini, Program THK kembali bergulir. Namun tentu dengan perubahan dan inovasi-inovasi baru lainnya. Terlebih THK tahun ini berada di tengah situasi yang sangat tidak biasa, karena  masa wabah pandemi Covid-19 belum berakhir. Dalam hal ini, aspek ekonomi dan kesejahteraan para peternak maupun penerima manfaat menjadi sorotan yang sangat penting.  

Dalam rangka memberikan kemudahan dan kepuasan kepada para pekurban, juga memberikan untung yang sebesar-besarnya kepada para peternak, Dompet Dhuafa memulai menggandeng beberapa investor seperti Tani Fund dan Investree. Dengan dana investor ini, peternak tidak lagi harus bersusah payah mencari pinjaman guna membeli bakalan untuk digemukkan, karena semua biaya pemeliharaan, termasuk pembelian bakalan, penyediaan kandang dan pakan serta seluruh sarana produksi peternakan (bibit, pakan, obat-obatan) lainnya, ditanggung oleh dana investor.

Pada Senin (8/6/2020), pukul 14.00 WIB, Dompet Dhuafa melakukan Video Press Conference THK 2020 secara daring melalui kanal youtube “Dompet Dhuafa TV”. Pada link https://www.youtube.com/watch?v=4RrXAuv06AA, Ketua THK Dompet Dhuafa, Zainal Abidin Sidik, mengatakan, “Keuntungan terbesar perputaran ekonomi saat kurban, tidak didapatkan oleh para peternak. Justru rentenir. Tentu peternak butuh modal, jadi mereka meminjam modal kepada para rentenir. Kemudian hasil ternaknya ditampung oleh rentenir itu sendiri sebagai tengkulak".

Padahal seharusnya, selain ada Idul FItri yang menjadi ajang perputaran ekonomi di kalangan petani, Idul Adha menjadi ajang perputaran ekonomi di kalangan peternak. Demikian merupakan cara Islam dalam mengangkat dan mensejahterakan para petani dan peternak.  

“Oleh itu", lanjut Zainal, “Kami menggandeng investor yang kemudian kami hubungkan kepada peternak untuk memodali ternak mereka. Dengan begitu, peternak dapat memperoleh modal yang besar, dan hasil atau keuntungan yang besar pula".

Tidak sampai di situ, dengan sistem investor ke peternak ini, calon pekurban pun akan mendapatkan harga yang terbaik. Untuk yang kambing standar dengan bobot 23-28 Kg, bisa didapatkan dengan harga Rp 1.490.000,-. Di kategori medium yaitu 29-34 Kg berharga Rp 1.690.000,-. Kemudian Rp 1.890.000,- untuk kambing dengan bobot >35 Kg. Sedangkan untuk sapi, dengan harga Rp 12.975.000,- para pekurban akan mendapatkan sapi kurban dengan bobot 250-300 Kg. (Dompet Dhuafa/Muthohar)