Tetap Produktif dan Terhindar Dari Stress, Ini Tiga Kuncinya

SIARAN PERS, TANGERANG SELATAN — Dengan meningkatnya jumlah kasus yang terpapar virus corona (COVID-19) mencapai 2.491 jiwa. Kemudian total sembuh 192 dan meninggal 209, pada Senin (6/4/2020) sore. Menambah urgensi warga untuk tetap menerapkan physical distancing dengan cara tetap di rumah. Tidak lupa juga untuk selalu menjaga kesehatan jasmani dengan rajin mencuci tangan, konsumsi gizi yang cukup dan olahraga.

Menurut Prapti Legumonisa, selaku Volunteer Specialist Dompet Dhuafa yang juga merupakan psikolog. Menjelaskan kalau kita itu sebenarnya memiliki tiga peran: sebagai anggota keluarga; sebagai karyawan/i; dan juga sebagai relawan.

"Ketiganya penting untuk manajerial diri di saat genting seperti ini," jelasnya. 

Saat menjalankan berbagai peran, kita perlu transisi mental agar dapat melaksanakan setiap peran secara penuh dan tetap fokus. Faktor lingkungan di sini menjadi kuncinya. Semisal, agar fokus dalam melakukan pekerjaan dan tidak terdistrak oleh hal di luar pekerjaan. Sehingga kita harus mengondisikan tempat atau ruangan dengan menyusun lokasi peralatan sesuai dengan peralatan di kantor, memakai pakaian kantor dsb. 

Kemudian ketika semua pekerjaan kantornya telah dilaksanakan. Segeralah melepas atribut atau menjauhkan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Semisal mengganti penampilan dengan pakaian sehari-hari di rumah dan kunci rapat-rapat ruangan yang disulap menjadi kantor.  

"Godaan terbesar saat berada di rumah dengan mindset 'LIBUR' atau 'WFH' adalah melupakan rutinitas yang biasanya kita lakukan (bangun pagi, mandi, olah raga, bersiap berangkat bekerja). Banyak yang tergantikan dengan rebahan," lanjutnya, melalui pean singkat pada Senin (6/4/2020).

Astri Widiantri, yang juga psikolog dan Volunteer Specialist Dompet Dhuafa menambahkan,"Tentukan tempat di mana Anda akan bekerja. Carilah ruangan yang cukup nyaman dan memungkinkan untuk fokus bekerja. Bagaimana jika ruangan-ruangan di rumah terbatas? Diskusikan dengan orang-orang di rumah, bagian mana yang dapat Anda gunakan untuk bekerja dan sepakati waktu penggunanya". 

Kemudian orang yang dalam waktu dua minggu berada di kondisi "tidak normal". Biasanya hal tersebut akan menimbulkan pikiran negatif, perasaan khawatir/cemas hingga stressfull tidak berdaya. Akhirnya akan membuat kondisi fisik melemah dan berpengaruh pada produktivitas sehari-hari. Di sinilah peran kerelawanan masuk. Dengan menjadi relawan akan memperluas aktualisasi diri yang sempat terbatas akibat kondisi pandemik COVID-19. Mungkin bisa juga berperan sebagai relaksasi. 

"Terkadang kerepotan mengurus rumah dan anak-anak, keterbatasan waktu dan tempat, banyaknya tugas kantor beserta deadline, membuat kita tanpa sadar lebih fokus pada emosi-emosi negatif," pungkas Astri. (Dompet Dhuafa/Fajar)