Bantuan Makanan Pokok Dari Masyarakat Indonesia Resmi Masuk Rakhine Melalui Dompet Dhuafa

RAKHINE—Lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa mendistribusikan amanah bantuan masyarakat Indonesia berupa makanan pokok kepada para pengungsi krisis kemanusiaan Myanmar di Kota Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Sabtu (10/12).

“Kami distribusikan bantuan makanan kepada lebih dari 3.500 jiwa di dua wilayah. Pertama di pengungsian muslim, kamp Dar Paing dan kawasan muslim bermukim, Desa Aung Mingalar,” ujar Koordinator Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk Myanmar, Fadilah Rachman.

Fadil menuturkan, para pengungsi muslim di Dar Paing dan warga muslim di Desa Aung Mingalar sangat membutuhkan makanan pokok. Sejak krisis kemanusiaan Myanmar bergejolak tahun 2012, hidup mereka menjadi sulit. Mereka hidup serba dalam keterbatasan. Sepanjang pemantauan tim kemanusiaan Dompet Dhuafa, kondisi para pengungsi dan warga muslim dua wilayah tersebut memprihatinkan. Mereka terisolasi dan tidak bisa berbuat banyak. Untuk hidup mereka mengandalkan bantuan dari lembaga kemanusiaan.

“Ini merupakan bantuan tahap pertama dari Dompet Dhuafa yang didistribusikan langsung ke Rakhine, Myanmar menyusul gejolak yang terjadi November lalu. Tim pertama ini juga sekaligus melakukan pemantauan lebih dalam di lapangan sebagai bahan untuk bantuan tahap selanjutnya,” jelas Fadil.

Menerima bantuan Dompet Dhuafa, para penerima manfaat mengucapkan terima kasih kepada publik Indonesia yang sudah peduli terhadap mereka. Seperti yang terucap dari Dil Muhammad, warga muslim di Aung Mingalar yang sangat menerima bantuan tersebut lantaran amat dibutuhkan.

Hal senada juga terucap dari Tei Mo, pengungsi di kamp Dar Paing. “Sekarang sudah ada bantuan dari Indonesia, kami ucapkan terima kasih banyak. Senang sekali. Bantuan yang diberikan sangat diperlukan oleh kami. Semoga tidak sampai di sini. Lain kali datang lagi untuk kasih bantuan,” ujarnya.

Diplomasi kemanusiaan
Distribusi kemanusiaan di Rakhine terlaksana setelah Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa menempuh upaya komunikasi dan diplomasi dengan Duta Besar RI untuk Myanmar, Ito Sumardi Djunisanyoto dan Menteri Luar Negeri RI, Retno Lestari Priansari Marsudi pada Rabu (7/12) di Yangon.

Hal tersebut didukung hasil pertemuan Menlu RI, Retno Marsudi dengan State Counselor, Daw Aung San Suu Kyi di Nay Pyi Taw, Myanmar pada Selasa (6/12). Menlu Retno menyampaikan permintaan agar akses bantuan kemanusiaan dapat dibuka. Permintaan Menlu RI diterima dengan baik dan dipertimbangkan secara positif oleh pemerintah setempat. (Dompet Dhuafa/Yogi Achmad Fajar)