Sebagai manusia, kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk senantiasa beribadah dan tunduk atas segala peraturan yang telah Allah tetapkan. Namun sering kali kita lalai dan mengabaikan perintah tersebut karena berbagai hal. Kelalaian yang menyebabkan tidak istiqomah dalam berbuat baik bisa karena hawa nafsu, emosi, kemalasan, godaan syetan, dan hal-hal lainnya. Akhirnya kita lebih sering mengejar hal-hal duniawi dibanding dengan mencari keberkahan hidup menurut Islam itu sendiri.
Tentu saja kita ingin ibadah kita terus stabil walaupun ada banyak sekali tantangan dan hambatan yang harus dilalui. Untuk itu, perlu kita mengetahui agar selalu istiqomah di jalan Allah. Seperti yang tercantum dalam hadits berikut.
Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR Muslim).
Istiqomah dalam Islam juga ternyata memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini seperti yang Rasulullah SAW sampaikan dalam sebuah hadits, dalam menjawab pertanyaan dari seorang sahabat. “Ya Rasulullah SAW tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam islam dan saya tidak akan bertanya lagi kepada siapapun. Nabi menjawab: “Katakanlah aku beriman kepada Alah, kemudian istiqomah (Konsisten menjalankan perintahnya dan mejauhi larangan).
Lantas bagaimana sebenarnya makna istiqomah dan cara agar selalu istiqomah di jalan Allah SWT? Berikut penjelasannya dan semoga sahabat pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pengertian Istiqomah Menurut Islam
Dalam istilah sehari-hari istiqomah sering kali diucapkan oleh kita dan sering juga diingkari karena melaksanakannya bukanlah hal yang mudah. Istiqomah berada di jalan yang lurus dan benar pada manusia selalu mengalami pasang surutnya. Secara fitrah, hal ini terjadi karena memang manusia bukanlah manusia sempurna, memiliki hawa nafsu, dan ketaqwaanya bisa mengalami pasang surut.
Secara bahasa, istiqomah berarti lurus dan secara istilah bermakna akan suatu amalan yang dijalankan secara konsisten dan mengikuti jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Para sahabat Rasulullah SAW, juga sering menyebutkan makna dan pengertian tentang Istiqomah. Seperti yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib, ia menyebutkan bahwa istiqomah berarti melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah. Sedangkan Umar bin Khattab mendefinisikan sebagai suatu hal yang bertahan pada satu perintah dan tidak melakukan suatu apapun yang dilarang.
Sahabat lainnya seperti Usman bin Affan menyebutkan bahwa istiqomah berkaitan dengan keikhlasan dan Abu Bakar Ashshiddiq mendefinisikan sebagai perbuatan yang tidak menyekutukan Allah SWT atau tidak melakukan perbuatan syirik.
Selain dari para Sahabat, para ulama seperti Ibnu Abbas pun juga memiliki pemaknaan akan istiqomah. Ia menyebutkan bahwa istiqomah memiliki tiga arti, yaitu: istiqomah dalam lisan atau terus bertahan membaca dua kalimat syahadat, istiqomah dalam hati atau melakukan segala sesuatu termasuk ibadah dengan niat yang tulus ikhlas hanya mengharap ridha Allah, dan istiqomah pada aspek jiwa yang berarti hati dan ketaatan kita tanpa henti dan terus menerus mengarah pada Allah SWT.
Dari pandangan dan pendapat tersebut, kita bisa mengambil benang merah bahwa istiqomah berkaitan erat dengan konsistensi yang diukur sepanjang hidup, ketataan, dan jalan yang mengarah kepada kebenaran.
Cara Agar Istiqomah dalam Ibadah
Seperti yang disampaikan di awal, bahawa istiqomah bukanlah hal mudah. Untuk itu, berikut adalah cara agar kita bisa istiqomah. Setidaknya ikhtiar kita senantiasa mengarah pada keistiqomahan walaupun ujian tentu pasti akan datang.
Luruskan Niat dan Tujuan
Dalam sebuah hadits disampaikan bahwa niat adalah pilar utama dalam ibadah. Seseorang bisa dinilai kebaikannya walaupun masih dalam niat, sedangkan niat buruk tidak Allah hitung selagi belum terlaksana. Setiap amalan apapun, terdapat niatnya masing-masing. Niat ini yang menentukan kemana dan untuk apa ibadah kita sebenarnya. Seperti yang disampaikan dalam hadits berikut,
“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. (HR Bukhari dan Muslim)
Memaknai Kalimat Syahadat
Kalimat syahadat adalah ikrar penentu keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah. Kalimat syahadat ini yang membuat kita menjadi seorang muslim dan tidak. Ada banyak sekali cerita para sahabat terdahulu bahwa mereka berani untuk mati dan disiksa demi mengikrarkan kalimat syahadat.
Contohnya adalah seperti yang dialami oleh keluarga sahabat bernama Ammar bin Yasir. Ia rela dicambuk hingga tersiksa fisiknya dan meninggal dunia demi mempertahankan kalimat syahadat.
Jika sudah benar-benar memaknai kalimat ini, sepertinya tidak akan ada lagi hal yang paling penting di dunia selain dari ketaqwaan kepada Allah. Dengan kalimat ini, mereka bisa istiqomah bahkan sampai dengan akhir hayatnya.
Baca Juga : Cara Hijrah agar Istiqomah dalam Islam
Membaca dan Memahami Al-Quran
Sebagai petunjuk umat Islam, Al-Quran juga memberikan kita keteguhan dan motivasi untuk beribadah. Membaca dan memahami Al-Quran membuat kita semakin yakin kepada kebenaran Islam, eksistensi Allah SWT, dan tentunya segala kebenaran di alam semesta. Keteguhan hati akan terwujud bagi orang yang benar-benar memahami dan memaknai Al-Quran. Hal ini juga disampaikan dalam Al-Quran, surat An-Nahl: 102.
“Katakanlah: Jibril menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”
Berkumpul dan Bergaul dengan Orang-Orang yang Shalih
Sahabat tentu pernah mendengar bahwa dengan siapa kita bergaul maka itulah siapa diri kita nantinya. Seseorang yang berteman dengan seorang pandai besi, akan mendapati badan atau pakaian kita hangus terbakar, atau mendapat bau yang kurang sedap. Bergaul dengan penjual parfum, mungkin kita akan kedapatan baunya. Untuk itu, dengan siapa kita bergaul maka kita akan terpengaruh olehnya.
Berteman dan bergaul dengan orang-orang shalih bisa melalui majelis ilmu, pengajian, atau mencari lewat teman-teman yang baik di sekitar kita. Semoga, Allah mempermudah jalan kita menemukan orang-orang seperti itu dalam hidup kita.
Berdoa dan Memohon Keteguhan Hati pada Allah SWT
Dalam hidup ini, Allah lah yang membolak-balikan hati manusia. Ia yang mengetahui segala apa yang ada dalam hati kita. Untuk itu, berdoa dan senantiasalah memohon kepada Allah SWT agar kita benar-benar bisa diberikan kekuatan untuk istiqomah di jalan-Nya. Seperti doa yang ada dalam hadits riwayat Thirmidzi berikut, “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” Selain itu juga ada doa untuk meraih keberkahan dalam hidup, agar hidup kita penuh ketenangan dan kemantapan dalam menjalankan perintah Islam.
Baca Juga : Doa Penenang Hati dan Pikiran Agar Merasa Damai
Keistiqomahan adalah kembali kepada manusia. Apakah kita mau untuk benar-benar konsisten atau tidak. Kembali kepada niat dan tujuan kita dalam beribadah di muka bumi ini pada Allah SWT. Selamat berjuang dalam keistiqomahan, sahabat!