Darurat Kemanusiaan, Dompet Dhuafa Terbangkan Bantuan Ke Aleppo

SURIAH — Tidak ada lagi wajah kota dengan warisan budaya Islam terbesar di sana. Semuanya berantakan dan hanya terlihat puing-puing berserakan. Gedung-gedung rata dengan tanah, lengkap dengan bercak darah syahid yang menyisakan kesedihan mendalam bagi penduduk Aleppo. Lebih dari seminggu lalu, tepatnya pada (28/4), pesawat tempur yang disinyalir milik Rusia memborbardir habis kota Aleppo. Rumah sakit Al-Quds yang menjadi satu-satunya tempat aman bagi penduduk Aleppo pun tak luput dari intaian serangan tersebut. Seketika rumah sakit yang disediakan sebagai tempat darurat bagi penduduk Aleppo rusak dan menewaskan setidaknya 60 orang.

Di seberang sana, juga terlihat kepulan asap hitam membumbung tinggi yang timbul sebagi imbas dari kobaran api dan kepulan asap hitam bekas serangan jet berkekuatan tinggi. Orang-orang, baik warga sipil maupun relawan mencoba menyelamatkan satu-dua warga sipil yang masih bertahan tertimbun beratnya reruntuhan puing-puing bangunan. Tangisan pun tak terbendung tatkala seorang ibu menyaksikan langsung proses evakuasi suami dan anaknya yang masih balita terjebak di dalam bangunan apartemen miliknya.

Situasi Suriah terus memanas lantaran krisis kemanusiaan akibat konflik yang terjadi di Aleppo. Belum lama ini, tim kemanusiaan Dompet Dhuafa telah memberikan bantuan ke daerah tersebut pada penghujung April lalu.

“Dompet Dhuafa sudah melakukan aksi nyata sebelum kejadian meskipun sebatas respon regular. Kami bekerja sama dengan mitra lokal setempat,” ungkap Penanggung Jawab Respon Dompet Dhuafa untuk Suriah, Sabeth Abilawa, Jumat (6/5) di Jakarta.

Sabeth menuturkan, bantuan yang diberikan berupa bahan pangan, pakaian layak pakai, selimut, dan kebutuhan bayi seperti popok, susu, dll. Namun, saat ini yang mendesak bagi para korban adalah kebutuhan alat medis dan ambulans.

“Pantauan tim kemanusiaan kami di Aleppo, kondisi rumah sakit di sana rusak berat. Serangan banyak menarget rumah sakit dan kamp pengungsian,” jelas Sabeth.

Sabeth selaku Sekretaris Jenderal Forum Zakat Nasional dan pengurus harian Humanitarian Forum Indonesia mengimbau agar lembaga – lembaga kemanusiaan yang akan menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada pengungai Suriah bisa berhimpun dalam satu wadah sinergi dan juga melibatkan unsur pemerintah RI atau Palang Merah Internasional.

“Ini penting untuk memastikan keselamatan para pekerja kemanusiaan dan menghindari stigma negatif dari masyarakat awam,” jelasnya.

Seperti diberitakan, serangan brutal di Kota Aleppo yang berlangsung selama beberapa hari setidaknya telah menelan 200 korban tewas. Sebanyak 12 ribu keluarga terjebak dan terputus dari akses akomodasi. Diperkirakan ada 350 ribu sampai 400 ribu orang terperangkap di wilayah konflik Aleppo. Padahal, dulu kota itu berpopulasi 2 juta orang.

Krisis kemanusiaan yang terjadi telah mengusik rasa kemanusiaan. Tak pernah ada yang menyangka Suriah akan jadi seperti sekarang ini. Negara ini dulunya adalah penampung derita ratusan ribu pengungsi Palestina. Puluhan tahun sudah korban konflik perang Palestina Israel tinggal di beberapa kota di Suriah berbaur dengan warga setempat. Siapa sangka hari ini berbalik situasinya, jutaan warga Suriah mengungsi ke negara lain mencari aman dan kehidupan yang layak. (Dompet Dhuafa/Ira)