Isra Mi'raj bukan saja menjadi peristiwa penting yang terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW. Hingga saat ini, walaupun sudah berganti zaman, peristiwa Isra Mi'raj menjadi sebuah momen untuk umat Islam kembali mengingat kebesaran Allah SWT lewat mukjizat yang diberikan pada Rasulullah SAW.
Tidak heran, setiap tanggal 27 Rajab, umat Islam ramai-ramai merayakannya, mengadakan berbagai acara, dan menggelar agenda khusus untuk mengenang sekaligus menjadi syiar dakwah bagi muslim yang lainnya.
27 Rajab 1441 H atau tepat di tanggal 22 Maret 2020, Isra Mi'raj tidak dapat dirayakan atau dibuat menjadi sebuah acara besar seperti sebelum-sebelumnya. Di Indonesia sendiri, pemerintah sudah mulai mengarahkan masyarakat untuk berdiam diri di rumah, tidak membuat acara besar hingga membuat kerumulan dengan banyaknya orang, guna menghindari penyebaran virus corona yang lebih massif lagi.
Walaupun kondisi tersebut harus kita hadapi akibat wabah corona yang semakin meningkat, kita tetap bisa bernapak tilas dengan peristiwa Isra Mi'raj. Bukankah yang terpenting saat ini penghayatan nilai-nilai Isra Mi'raj dapat masuk ke relung hati kita, walaupun tanpa acara besar sekalipun?
Napak Tilas Perjalanan Rasulullah SAW, Mukjizat Isra Mi'raj
Ketika itu, tahun 10 kenabian, Rasulullah mendapatkan berbagai peristiwa yang menyedihkan. Ia ditinggal oleh orang-orang kesayangannya yang memberikan pengaruh besar bagi perjuangan Nabi Muhammad dalam dakwah Islam. Di sisi lain, ujian dakwah Rasulullah di Mekkah semakin besar.
Abu Thalib adalah paman nabi yang sampai akhir hayatnya belum juga memeluk Islam. Tapi, ia begitu mencintai dan selalu melindungi Nabi Muhammad. Sejak Nabi Muhammad berusia 8 tahun, Abu Thalib lah yang mengurusnya.
Khadijah binti Khuwalid. Tak ada yang tidak tahu peran besar Khadijah, sebagai istri sekaligus ibu bagi umat Islam saat itu. Sejak Nabi Muhammad mendapat wahyu dan perintah berdakwah, Khadijahlah yang memberikan ketenangan juga semangat.
Bahkan ia pun turut membesarkan Islam dengan harta, jiwa, dan ilmunya. Betapa Nabi Muhammad mencintainya dan begitu terpukul saat kehilangan Khadijah.
Di tengah-tengah tahun kesedihan tersebut, Rasulullah SAW mendapat suatu mukjizat dari Allah SWT untuk melakukan perjalanan Isra Mi'raj.
Isra Mi'raj adalah perjalanan Rasulullah SAW dalam satu malam dan diabadikan dalam QS Al-Isra. Rasulullah mengalami perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, dilanjut ke langit ke-7 dengan kendaraan bernama buraq.
Selama perjalanan tersebut, Rasulullah SAW ditunjukkan berbagai kebesaran Allah SWT, napak tilas perjalanan para Nabi dan Rasul sebelumnya, dipertemukan dengan para Nabi dan Rasul sebelumnya, juga melihat bagaimana surga dan neraka.
Setelah perisitiwa Isra Mi'raj, ada beberapa hal yang juga terjadi.
- Perintah Shalat 5 waktu menjadi kewajiban umat Islam
- Perjalanan hijrah Nabi dari Mekkah ke Madinah
- Berbagai kemenangan umat Islam dan penaklukkan wilayah
Pasca Isra Mi'raj, Rasulullah SAW tidak pernah dirundung oleh kesedihan walaupun sudah kehilangan orang-orang tercintanya. Justru semakin kuat dalam perjalanan dakwahnya.
Mengambil Hikmah Isra Mi'raj di Tengah Badai Corona
Mukjizat Nabil Muhammad dalam peristiwa Isra Mi'raj mengajarkan kita tentang bagaimana beliau mampu menghadapi berbagai ujian dan kesedihan dengan mengembalikan semangat hidupnya kepada Allah SWT. Melalui perjalanan Isra Mi'raj Rasulullah SAW, kembali mengenang perjuangan Nabi dan Rasul terdahulu, diperlihatkan bagaimana surga dan neraka yang merupakan sebuah reward & punishment dari Allah untuk manusia, serta mengingat bahwa Allah senantiasa ada di sisi Rasulullah SAW.
Walaupun ia telah kehilangan paman dan istri tercintanya yang begitu mendukung perjalanan dakwah Islam, tapi Allah tetap selalu ada dengan berbagai hukum dan sunnatullahnya yang ada di alam semesta dan di Al-Quran. Untuk itu, peristiwa ini mejadi sebuah pengingat, bahwa kita tidak boleh berputus asa karena sesungguhnya Allah senantiasa bersama dengan para hamba-Nya.
Termasuk di tengah badai corona yang sedang menimpa dan menguji seluruh umat manusia di dunia. Apapun yang kita hadapi saat ini, bercerminlah sebagaimana Rasulullah contohkan.
Mungkin kita merasakan takut, sedih, bahkan pernah berputus asa. Tapi semua itu, harus kembali kita serahkan kepada Allah dengan menjalankan seluruh perintah-perintah dalam Islam. Bukan hanya berdoa dan pasrah, tapi juga berikhtiar dengan menggunakan akal pikiran, ilmu pengeatahuan yang benar, berjihad dengan segenap jiwa dan raga, bahkan doa terbaik kita adalah ikhtiar yang tiada henti.
Ikhtiar tiada henti adalah bentuk tawakal kita kepada Allah SWT, karena kita yakin bahwa pertolongan Allah akan ada jika kita berusaha untuk menggapainya.
Semoga kita tetap sabar menjalani semua ujian ini dan tentunya tidak lupa, bahwa selalu ada jalan keluar dari segala permasalahan. Sebagai bagian dari ikhtiar kita menghadapi ujian wabah corona ini, kita bisa meneladani kedermawanan Rasulullah dan pengorbanan Rasulullah di masa lalu. Sekecil apapun ikhtiar kita akan bernilai pahala dan kebaikan berlipat ganda.
Bantu untuk Lawan Corona di Indonesia, dengan Donasi di Dompet Dhuafa.
Selengkapnya klik di sini