Kader Posyandu, Pejuang Kesehatan Ibu dan Anak

 

Tidak ada kata terlambat untuk membentang kebaikan, seperti halnya yang dilakukan oleh Ufy Herawati (37). Warga asli Pamulang, Tangerang Selatan ini turut aktif berkontribusi untuk memantau ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, dan kesehatan anak balita. Khususnya warga yang tinggal di RW 18, Kelurahan Pamulang Barat.

Sejak suaminya terpilih menjadi ketua RT, Ufy menjadi kader Pos Pelayanan Keluarga Berencana – Kesehatan Terpadu (Posyandu). Tidak lama setelah aktif di Posyandu Anggrek, Ufy juga bergabung dengan Komunitas Sayang Ibu (KSI), sebuah Komunitas yang dibina oleh Lembaga Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa.

KSI aktif mendampingi kader Posyandu RW 18. Wilayah RW 18 memiliki 7 RT yang cukup luas. Lokasi RT tempat tinggal Ufy terdapat kurang lebih 300 KK, sudah terhitung dengan warga yang tinggal di kontrakan.

Selama tiga tahun, Ibu dari satu anak ini berjuang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatab ibu hamil, ASI, MPASI, dan pemeriksaan balita.

Bersama dengan para kader Posyandu dan KSI, Ufy melaksanakan kegiatan posyandu untuk memantau gizi anak, ibu hamil dan menyusui, serta melaksanakan kelas balita bersama KSI.

“Di lingkungan sini, tidak sedikit ibu yang mencampurkan ASI-nya dengan madu, air putih, bahkan mengganti ASI dengan susu formula. Padahal, anak-anak perlu ASI ekslusif selama enam bulan. ASI juga dapat menjadi antibodi ketika anak sakit.” tutur Ufy.

Perjuangan Ufy menjelaskan pentingnya ASI, MPASI, dan kesehatan anak kepada masyarakat tidak selalu berjalan mulus. Kesadaran warga untuk menimbang dan memeriksakan anaknya di Posyandu masih kurang.

Masih ada yang cenderung meremehkan manfaat Posyandu. Walau begitu, Ufy dan Para Kader KSI tetap bergerak rumah ke rumah untuk memantau perkembangan Ibu hamil dan menyusui, serta anak balita di RW 18.

 “Ah, cuma Posyandu, cuma nimbang doang. Begitu yang banyak saya dengar dari orang-orang sini. Padahal, kalau mereka rajin menimbang, didata kesehatannya di Posyandu, jika anaknya mengalami sakit bisa terdeteksi lebih cepat. Usia anak itu usia Golden Age. Lima tahun awal akan menentukan gimana kesehatan mereka di masa depan.” jelas Ufy.

Kegiatan Posyandu Anggrek tidak sebatas mendata berat badan anak balita. Posyandu juga berperan untuk memantau kondisi kesehatan ibu hamil, memantau pemberian ASI eksklusif, memantau gizi anak balita, imunisasi, pelayanan Keluarga Berencana (KB), mendata Pasangan Usia Subur – Wanita Usia Subur (PUSWUS), dan pelaksanaan Kelas Balita.

Kelas Balita merupakan kelas yang diikuti oleh ibu bersama anak balitanya, didampingi oleh LKC Dompet Dhuafa. Di dalam kelas ini ada pemberian materi seputar kesehatan ibu dan anak balita, dilaksanakan selama sebulan sekali.

“Awalnya Posyandu nggak ada tempatnya. Kita selalu pindah dari satu tempat ke tempat lain. Dari rumah kader yang satu, ke rumah kader yang lain. kita bawa alat-alat, kita gelar di rumah kader. Tantangannya ya bagaimana cara mengumumkan lokasi posyandu kepada masyarakat, karena kita selalu berpindah. Kelas Balita juga diadakannya terpisah. Alhamdulillah satu tahun lalu, ada orang yang mau menyumbangkan tempatnya untuk kegiatan Posyandu dan Kelas Balita, jadi tidak perlu dipisah lagi.” papar Ufy, bernostalgia.

Setelah lulus SMA, Ufy bekerja sebagai SPG di salah satu swalayan pakaian daerah BlokM. Setelah menikah, pindah bekerja di sebuah apotek dekat rumahnya agar dapat mengurus anak. Namun, ketika anaknya membutuhkan perhatian lebih banyak, Ufy memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus pada perkembangan anaknya dan menjadi kader posyandu dan KSI.

“Setelah mengetahui manfaat tentang ASI dan MPASI untuk kesehatan anak-anak, memotivasi saya untuk terus memberikan penyuluhan kepada warga sekitar, agar-anak dapat tumbuh sehat. Walaupun sebenarnya jadi Kader itu nggak mudah, dan sulit untuk mencari orang untuk menjadi kader, saya terus ingat kata-kata Bu Hetty, penanggung jawab LKC sebelumnya, beliau bilang, ‘Kita ‘kan nggak cuma cari harta, tapi juga nyari pahala’. Maka dari itu saya tetap terus berjuang menjadi kader.” papar Ufy.

Seperti pepatah yang mengatakan, hal besar dibentuk dari hal kecil. Walau peran Ufy Herawati sekilas terlihat sederhana, namun dapat memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat.