Nasihat Ali bin Abi Thalib Tentang Harta Dunia

sedekah-untuk-orang-yang-sudah-meninggal

Ali bin Abi Thalib adalah salah satu pemimpin besar Islam di masanya, sahabat Nabi, sekaligus bagian dari keluarga Nabi Muhammad SAW yang sangat teladan. Ia bukan hanya dikenal sebagai orang cerdas karena ilmu yang banyak, tetapi juga teladan dalam kesederhanaan walaupun ia seorang pemimpin besar.

Suatu hari, Ali bin Abi Thalib diundang oleh 'Ala bin Ziyad Al-Haritsi. Ia adalah saudagar kaya raya di masa kekhalifahannya.

Ali: "Wahai 'Ala, apa untungnya memiliki rumah sebesar ini, padahal engkau memerlukan rumah yang lebih besar dan lebih mewah kelak di akhirat?"

Awalnya, 'Ala menduga bahwa Ali bin Abi Thalib hidup mewah di istana karena sebagai seorang Khalifah. Namun dugaannya salah. Kekuasaan Ali, tidak membuat ia hidup dalam kemewahan.

Ala: "Ternyata Ali hidup dalam kesederhanaan"

Ali: "Saya tahu kekayaan 'Ala didapatkan dengan cara yang halal dan jerih payahnya sendiri. Tentunya ini dapat menjadi sebuah kendaraan dalam beribadah" (Dalam Hati)

Tak lama, Ali pun memberikan pesan kepada 'Ala.

Ali: "Wahai 'Ala, engkau bisa menjadikan rumahmu yang besar ini sebagai kendaraan yang akan mengantarkanmu ke rumah yang lebih besar di akhirat kelak.”

'Ala: "Bagaimana caranya, wahai Amirul Mukminin?"

Ali: "Engkau buka rumahmu untuk para tamu yang menghajatkannya, ikat silaturahim di antara kaum Muslimin, bela, dan tampakkan hak-hak kaum Muslimin di rumahmu, jadikan rumah ini sebagai tempat pemenuhan hajat saudara-saudara sesama Islam, dan jangan batasi hanya untuk kepentingan dan keserakahan dirimu semata."

Apa yang disampaikan oleh Ali kepada ‘Ala sama seperti apa yang disampaikan dalam Al-Quran,  "Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS: Al-Baqarah: 272)

Pada dasarnya, Islam tidak pernah mengharamkan seseorang untuk memiliki harta yang banyak dan berlimpah. Justru kita bisa melakukan banyak hal dari apa yang telah Allah titipkan tersebut.

Apa yang kita miliki saat ini, sebenarnya adalah sebuah kendaraan untuk bekal menuju akhirat. Manfaatkanlah sebagai jalan menebar kebaikan dan manfaat yang lebih luas. Untuk itu jangan lupa untuk sedekahkan rezeki kita dan gunakan untuk bisa membantu lebih banyak lagi orang yang membutuhkan. Karena sebaik-baik manusia menurut Rasulullah SAW adalah ia yang paling banyak menebar manfaat.