BEKASI — Mimpi Riski Hidayat (21), luruh di gedung sekolah. Ia tidak sampai hati bertanya pada bapak, kapan akan melunasi biaya pendidikan yang telah menunggak berbulan-bulan. Sementara, ia telah mengetahui jawaban itu, dari wajah bapak yang nampak tersenyum hambar ketika pulang ke rumah setelah berkeliling menawarkan jasa urut. Pria berkulit sawo matang tersebut, hanya dapat meratapi pakaian putih abu-abu, seragam yang telah lama tanggal, namun tak berbuah identitas.
“Sudah lebih dari setahun lulus sekolah, tapi ijazah saya masih tertahan,” ungkapnya lirih, saat ditemui tim Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa di sebuah kontrakan kecil daerah Bekasi (11/12/2018).
Ia menuturkan kerap meneteskan air mata, ketika menyaksikan teman sebaya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Sedangkan minat keilmuan ia hanya tertahan pada penghasilan seorang bapak yang tidak seberapa, meskipun telah berpayah-payah setiap pagi hingga senja menjemput.
“Terkadang pendapatan Bapak hanya sekadar cukup untuk makan hari ini saja,” ungkapnya.
Peluh bapak perlahan mengetuk kesadaran Riski untuk mengubur mimpi menjadi sarjana. Kini ia hanya berkeinginan membantu bapak meringankan kebutuhan rumah tangga, meskipun dalam diri bertanya-tanya penuh keraguan tentang status pendidikan yang terbilang masih dini.
“Saya pun tidak tahu harus mencari pekerjaan ke mana, sementara bekal yang saya punya hanya seorang lulusan SMA tanpa memiliki ijazah,” ratapnya sembari menahan isak.
Namun setiap terik tiba menghangatkan tubuh, Riski merasa kesempatan untuk memperbaiki kesempitan masih tersedia. Tanpa patah arang, ia pun mencoba mengadu nasib dengan merintis usaha dropshipper secara online kendati pengetahuannya terbatas. Mendapatkan aduan dari masyarakat mengenai semangat dan perjuangan Riski, Dompet Dhuafa melalui program Tebus Ijazah bertandang ke sekolah tempat ia menimba ilmu, untuk menebus ijazahnya yang telah lama tertahan.
“Mimpi Riski tidak boleh kandas di gedung sekolah. Harapannya melalui ijazah di tangan, semoga peluang pekerjaan untuk Riski semakin terbuka lebih lebar. Sehingga ia dapat memperbaiki kondisi keluarga hingga cita-citanya tercapai,” ucap Fachri, perwakilan dari tim Pelayan Masyarakat Dompet Dhuafa.
Rasa haru tersirat dari wajah pemuda tersebut. Ia berkali-kali mengucapkan syukur kepada orang baik hati yang telah berkenan membantunya.
“Saya sangat berterimakasih sekali kepada para donatur Dompet Dhuafa. Karena berkat mereka, ijazah saya dapat ditebus. Semoga dengan ijazah ini, saya dapat mencari pekerjaan yang lebih layak,” ungkapnya dengan riang, sambil menunjukkan ijazahnya. (Dompet Dhuafa/Rachmat LPM)