Tak bisa dipungkiri kesehatan menjadi sebuah prioritas utama dalam hidup manusia. Kesehatan adalah sangat bernilai tinggi dan tidak bisa terukur dengan sesuatu apapun. Tak hanya sebagai sumber kehidupan, kesehatan juga menjadi bagian dari hulu pembangunan nasional bangsa Indonesia.
Momentum Hari Kesehatan Nasional yang diperingati pada 12 November setiap tahunnya, membuat sebagian besar masyarakat bangsa ini bertanya, sudahkah kesehatan masyarakat Indonesia seutuhnya berdaya?
Menjawab pertanyaan di atas, tahun ini Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencanangkan visi Indonesia Sehat bersinergi dengan berbagai pihak baik pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan swasta, demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang berbudaya sehat, berdaya, dan produktif.
Arah kebijakan Kemenkes pada 2015 hingga 2019 mendatang, mencangkup beberapa hal di antaranya, penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary health care), penerapan pendekatan keberlanjutan pelayanan mengikuti siklus hidup manusia (continuum of care), dan intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk) seperti kelompok rentan dan daerah bermasalah kesehatan.
Mendukung visi Indonesia Sehat 2015, Dompet Dhuafa sebagai lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa di bidang pengentasan kemiskinan, turut mengambil peran dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia melalui divisi kesehatan, dengan mencanangkan 6 program unggulan, di antaranya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Kesehatan Ibu dan Anak, Anak Indonesia Sehat, Program Kesehatan Reproduksi, Siaga Bencana, dan Kebun Sehat Keluarga.
Keenam program unggulan kesehatan memiliki beberapa tujuan utama yang mengarahkan masyarakat dhuafa agar selalu menerapkan paradigma hidup sehat dalam kehidupannya sehari-hari, guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Tujuan tersebut di antaranya, membangun akses sanitasi masyarakat (universal acces), menggerakkan masyarakat dalam pemanfaatan potensi sanitasinya, membentuk sistem pencegahan kekurangan gizi ibu berbasis komunitas.
“Dalam menyusun program-programnya, Dompet Dhuafa melakukan baseline survey di kawasan Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC). Kami terus berikhtiar melakukan pemerataan pemberdayaan masyarakat dari Sabang sampai Merauke,” ujar Yudha Abadi, General Manager Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa.
Lebih lanjut, Yudha memaparkan, untuk memudahkan akses layanan kesehatan agar mudah terjangkau masyarakat, membangun kemitraan di tingkat daerah dan pusat untuk pemberdayaaan masyarakat bidang kesehatan ibu dan anak, membentuk jejaring rujukan kesehatan ibu, aktivitas UKS sebagai katalisator kesehatan bagi anak sekolah, membangun komunitas siaga yang dapat menjadi relawan dalam mengintervensi kegawat daruratan, menciptakan budaya siaga bencana di berbagai lintas, dan membentuk kelompok masyarakat yang mendukung program.
“Tentunya Dompet Dhuafa mengharapkan, realisasi program kesehatan ini mampu membantu program pemerintah ke depan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan khususnya dalam hal kesehatan,” harapnya.
Selain itu, Humairoh Anahdi, Manajer Pengembangan Program Kesehatan Dompet Dhuafa menambahkan dicetuskannya program kesehatan unggulan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
“Selain program pelayanan yang bersifat Kuratif atau pengobatan, Dompet Dhuafa juga saat ini akan lebih meningkatkan lagi kegiatan Promotif dan Preventif (Promosi Kesehatan dan pencegahan),” jelasnya.
Humairoh menegaskan, saat ini Dompet Dhuafa bukan hanya berusaha menyehatkan orang sakit saja, melainkan berupaya menyehatkan orang sehat dan membuat mereka lebih produktif. Menurutnya program tersebut menjadi acuan dasar program Dompet Dhuafa yang berbasis masyarakat. Dalam program ini masyarakat diajak turut serta dalam program kesehatan unggulan.
“6 Program yang akan kita jalankan diantaranya adalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), program ini adalah upaya meningkatkan akses masyarakat tetapi menggunakan sumberdaya sendiri, sehingga diharapkan masyarakat bisa melakukan program tersebut tanpa banyak interfensi dari pihak luar” jelasnya.
Ia menjelaskan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas ibu dan anak. Selain itu juga menggulirkan Program Anak Indonesia Sehat (PAIS), Program Kebun Sehat Keluarga,dan Program Kesehatan Reproduksi, serta Program Siaga Bencana.
“Saat ini kematian ibu dan anak di Indonesia masih tinggi dan hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi Dompet Dhuafa, sedang untuk Program PAIS Dompet Dhuafa berupaya memastikan anak-anak usia sekolah mendapatkan asupan gizi yang baik,” terang Humairoh.
Lebih lanjut, Humairoh mengungkapkan, untuk Program Kebun Sehat Keluarga, Dompet Dhuafa mendorong masyarakat untuk tidak terlalu ketergantungan terhadap obat-obat yang sifatnya kimiawi. Sedangkan Program Kesehatan Reproduksi, masyarakat diharapkan dapat menjaga serta menempatkan fungsi reproduksi dengan baik.
Sedangkan untuk Program Siaga Bencana, Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa lebih berfokus pada penanggulangan pasca bencana. “Kita Fokus bagaimana meminimalisir dampak dari bencana, dan seperti kita ketahui Indonesia termasuk daerah yang berpotensi terbesar terjadi bencana,” pungkasnya.
Semoga, momentum Hari Kesehatan Nasional mampu menjadi semangat bagi kita untuk tumbuh bersama mendukung program-program kesehatan unggulan yang dicanangkan Dompet Dhuafa, dan diharapkan mampu mewujudkan masyarakat Indonesia sehat, berbudaya, berdaya dan produktif. (Dompet Dhuafa/Uyang)