Dalam ikhtiar memberikan bantuan untuk para pengungsi Rohingya di Cox Bazar Bangladesh, Selasa malam 19 September 2017 beberapa Perwakilan anggota Indonesia Humanitarian Alliance (IHA) yang terdiri dari Dompet Dhuafa, PKPU dan Rumah Zakat menggelar rapat darurat dengan beberapa organisasi lokal Bangladesh. Pertemuan yang berlangsung lebih kurang dua jam tersebut, bertujuan untuk mendapatkan update situasi terkini di camp pengungsi.
Alhamdulillah dalam pertemuan malam ini, banyak masukan yang diterima dari para mitra lokal agar program IHA bergulir berkelanjutan, salah satu prasyarat yang mesti di tempuh ialah terkait legalitas. Pemerintah Bangladesh mewajibkan semua lembaga yang bekerja dalam isu Rohingya di Bangladesh berada dalam koridor legalitas resmi dan bekerjasama dengan lembaga lokal, mengingat banyaknya kejadian saat pendistribusian barang di luar koordinasi, yang menimbulkan masalah keamanan dan keselamatan serta gangguan terhadap akses jalan raya, ungkap Esson – salah satu anggota IHA sesaat setelah forum berlangsung.
Senada dengan Benny selaku pimpinan delegasi IHA dari Dompet Dhuafa, menegaskan bahwa pertemuan malam ini semakin menguatkan strategi gerakan kemanusiaan oleh IHA. Bentuk perhatian kita terhadap para pengungsi mesti dibangun melalui program jangka panjang bersama organisai lokal yang telah ditunjuk. Selain bantuan logistik, dukungan dalam bentuk aktivasi program kesehatan adalah sebuah keniscayaan.
IHA telah menyusun rencana kerja yang terukur, salah satunya berupa meningkatkan fokus bantuan kepada new born baby dan ibu melahirkan yang berada di pengungsian. Kurun 6 bulan terakhir, 150 bayi lahir dalam kondisi yang memprihatinkan di camp pengungsian setiap bulannya, di tenda darurat atau di shelter di pinggiran hutan. Hal ini diyakini akan terus bertambah besar jumlahnya. Termasuk upaya memberikan dukungan ketersediaan air bersih, sanitasi maupun shelter tambahan.
Berdasarkan data yang kami terima, dukungan terhadap strategi pengadaan klinik kesehatan darurat di wilayah terdekat camp pengungsi menjadi langkah primer, lanjut Benny. Di Cox Bazar kini terdapat sedikitnya 700 ribu pengungsi rohingya yang tersebar di beberapa titik.
Saat bersamaan, di Dhaka IHA juga terus melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan KBRI Bangladesh serta Asosiasi Dokter Bangladesh untuk melakukan persiapan aksi pelayanan medis bersama dengan tim medis lokal. Upaya ini dikawal langsung oleh Malik yang berasal dari Muhammadiyah Disaster Management Center.
Menjalin ukhuwah dan memastikan adanya rencana bantuan dan perlindungan yang lebih terarah dan terjaga adalah salah satu value gerakan yang mesti dijaga dalam setiap aksi respon darurat yang IHA lakukan tutup Benny. (Dompet Dhuafa/Salman)