BOGOR — Indonesia merupakan negara dengan potensi bencana tinggi. Nyaris di setiap sudut wilayah Indonesia menyimpan potensi bencana, yang bisa datang kapan saja dan dimana saja . Oleh karena itu, mitigasi bencana merupakan hal yang penting untuk disosialisasikan, dan dipahami oleh setiap individu yang tinggal di Indonesia. Dari hal tersebut, Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) melaksanakan pelatihan mitigasi bencana kepada para guru.
Bertajuk Jambore Guru Siaga Bencana, sebanyak 72 guru lintas sekolah berkumpul di bumi perkemahan Zona Madina, Parung, Bogor, pada Jumat (22/2/2019). Para guru tersebut dibekali berbagai kemampuan dan pemahaman mengenai langkah-langkah mitigasi bencana selama dua hari berturut-turut. Jambore Guru Siaga Bencana tersebut dilatarbelakangi kurangnya wawasan mitigasi oleh masyarakat Indonesia sendiri.
“Mitigasi bencana adalah hal penting yang belum terkelola dengan sempurna di Indonesia ya,” terang Benny, selaku Direktur DMC Dompet Dhuafa.
Dengan Jambore tersebut, juga bertujuan untuk membangun peradaban siaga bencana di level sekolah. Mengingat lingkungan sekolah merupakan tempat sosialisasi dan edukasi dasar setiap warga negara. Sehingga kedepannya diharapkan akan muncul peradaban yang paham mitigasi di lingkungan sekolah.
“Kita ingin mulai membangun peradaban akan pemahaman mitigasi melalui satuan pendidikan di Indonesia. Sehingga semua siswa-siswinya paham apa yang harus dilakukan ketika ada bencana,” tambah Benny.
Jambore Guru Siaga Bencana tersebut diikuti oleh guru dari berbagai daerah lintas tingkatan, mulai level PAUD sampai SMA.
“Asalnya dari banyak daerah ya, terjauh dari Aceh. Ada juga dari Bandung, Cirebon dan sebagainya. Kita ingin membangun budaya aman dan siaga di lingkungan sekolah,” terang Restiningtyas Rahardyani, selaku penanggung jawab kegiatan tersebut.
Diharapkan para guru dapat menjadi agen mitigasi di sekolahnya masing-masing. Mereka mampu menyebarkan virus mitigasi bukan hanya pada murid, namun juga pada guru-guru lainnya.
“Guru memiliki peran penting dalam mitigasi bencana, mengingat guru adalah tumpuan murid-muridnya. Ketika guru paham akan mitigasi, maka murid akan mengikuti,” jelas Sayfie Al Bantanie, selaku Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan.
Selain materi teori di hari pertama, para peserta juga disuguhi materi praktek berupa simulasi bencana di hari kedua. Para peserta juga akan ditantang untuk siap siaga di sepanjang jalannya pelatihan. Karena simulasi bencana dibuat semirip mungkin dengan situasi bencana sesungguhnya, yang datangnya tidak terduga. (Dompet Dhuafa/Zul)