Jangan Takut Berbagi untuk Sesama Berdaya dan Berdikari

JAKARTA — Agustus 2006, menjadi masa kelam Hamdani (36). Saat itu, ia harus kehilangan kaki dan cacat permanen lantaran kecelakaan kerja. Kenangan pahit yang selalu menjadi momok dalam hidupnya, ingin ia buang jauh-jauh. Perlahan, ia mencoba bangun dari keterpurukan. Meskipun berat, semua itu ia jalani dan lawan, untuk kembali bangkit. Hingga akhirnya ia menemukan tempat untuk kembali bangkit dan berdaya, yaitu di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. Di sana ia membekali diri dengan keterampilan di bidang teknisi elektronik dan handphone. 

Seperti halnya Hamdani, kisah Sugiyat, kehilangan kaki lantaran kecelakaan lalu-lintas saat perjalanan kerja, sempat membuatnya terpuruk. Namun sejak perkenalannya dengan Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, semangat hidupnya kembali tumbuh. Terlebih saat melihat tayangan di televisi yang menyiarkan acara tentang berbagi semangat dari kaum disabilitas. Menjadi teknisi handphone menjadi keterampilan yang ia tekuni. Bahkan juga memiliki semangat untuk menularkan ilmunya kepada kaum disabilitas yang lain.

Tentu semangat-semangat untuk tumbuh dan berdaya dari Hamdani, Sugiyat dan juga penerima manfaat program Institut Kemandirian Dompet Dhuafa tak lepas dari semangat sosok Amir Radjab Batubara. Begawan ekonomi syariah Indonesia tersebut, semasa hidupnya selalu berburu anak yatim dan anak asuh, kemudian ia santuni, serta berdayakan. Bahkan, semangat Jangan Takut Berbagi dari sosok Amir Radjab Batubara, menginisasi berdirinya pusat pelatihan Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. Karena kawah candradimuka keterampilan bagi pemuda-pemudi dhuafa tersebut, berdiri di atas tanah wakafnya, dan kegiatannya aktif hingga sekarang, melahirkan ribuan alumni berbekal ilmu maupun keterampilan.

Semangat jangan takut berbagi tersebut yang juga terus menyala semangat Dompet Dhuafa menebar kebaikan ke seluruh penjuru dunia. Tentunya semangat berbagi yang dibarengi kolaborasi baik dengan donatur, mitra, stake holder, pemerintah, dan seluruh masyarakat Indonesia.

Maka dari itu, Dompet Dhuafa terus mendekati kemiskinan melalui tiga cara, yaitu: ‘Pelayanan,’melayani kebutuhan mustahik yang bersifat darurat dan kondisi mendesak; ‘Pengembangan,’ mengembangkan potensi mustahik dengan membuka akses sumber daya agar terdidik dan terampil; ‘Pemberdayaan,’ memberdayakan mustahik yang memiliki aset, tetapi lemah dalam mengoptimalkannya, agar menjadi muzakki. Ketiga langkah tersebut merupakan dinamika pengelolaan mandat Zakat, Infak Sedekah, dan Wakaf yang mengalir melalui Dompet Dhuafa.

Untuk mendukung langkah maka perlu adanya kolaborasi dan semangat Jangan Takut Berbagi dari berbagai pihak. Sehingga pelayanan, pengembangan dan pemberdayaan terus bergulir. Dompet Dhuafa menggunakan lima tema ruang kemiskinan yaitu: pemberdayaan ekonomi, pengembangan pendidikan, peningkatan layanan kesehatan, pelayanan respon sosial kemanusian, dan penguatan dakwah di seluruh muka bumi. Segenap ikhtiar program pemberdayaan Dompet Dhuafa untuk sesama, terbingkai dengan semangat Kepedulian, Kolaborasi dan Keberagaman.

Berjuang di atas landasan keyakinan bahwa syariat zakat selalu tegak di muka bumi. Berusaha menciptakan pola-pola, metodologi dan kreativitas baru agar mampu mengelola kemiskinan secara efektif. Dompet Dhuafa menyapa semua pihak, mengajak bergandeng tangan, berkolaborasi untuk bersama-sama memberi dan Jangan Takut Berbagi. Melalui langkah tersebut, bersama-sama kita semua, Dompet Dhuafa berharap mampu menyelesaikan permasalahan secara komprehensif, baik permasalahan kemiskinan maupun kemanusiaan di muka bumi. Di mulai dari sini, dari Anda semua di seluruh Indonesia, Jangan Takut Berbagi. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)