Jelajah Kurban Nusantara Banten: Menyasar Wilayah Terdampak Tsunami

BANTEN — Penghujung 2018, Indonesia dikejutkan oleh bencana tsunami yang melanda wilayah pesisir Banten dan Lampung. Penyebabnya adalah letusan Anak Krakatau di Selat Sunda yang mengantarkan banyak kerugian. Banyak yang selamat dan tidak sedikit yang meninggal dan hilang. Hingga kini, orang-orang masih berusaha untuk beranjak dari pengalaman traumatis tersebut.

Kali ini Dompet Dhuafa melalui kantor cabangnya di Banten, mendistribusikan daging kurban untuk para penyintas di Kampung Kelapa Koneng dan Pamatang Bunar, kelurahan Banyuasih, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten. Untuk sampai ke lokasi membutuhkan waktu tempuh hingga empat jam dari Kota Serang. Jalan yang rusak dengan posisi lokasi yang pelosok menjadi tantangan Tim Tebar Hewan Kurban (THK) untuk terus bersemangat mendistribusikan hewan kurban ke daerah tersebut.

“Alhamdulilah tahun ini kami mendistribusikan hewan kurban hingga pelosok Banten. Antusias masyarakat yang senang menyambut kami, membuat semangat untuk terus menebar kebaikan. Semoga daging kurban ini bermanfaat dan berkah untuk kita semua. Yuk jangan takut untuk berbagi dan jangan takut untuk berkurban,” ucap Sofik Emeraldys, tim THK Dompet Dhuafa Banten pada Minggu (11/8/2019).

Selain di Kecamatan Cigeulis, distribusi daging kurban juga dilakukan di daerah lain yang terdampak tsunami selat sunda tahun lalu, seperti daerah Cinangka, Carita, Labuan, hingga ke Ujung Jaya Kab. Pandeglang Banten. Terhitung ada tiga kabupaten dan dua kota yang menjadi titik persebaran daging di Banten. Dengan total 15 ekor sapi dan 251 ekor kambing/domba yang dipotong untuk kebermanfaatan penyintas.

“Saat terjadinya bencana tsunami kami mengungsi ke daratan yang lebih tinggi, air laut sudah sampai ke jalan, rumah warga beberapa ada yang rusak dan roboh akibat tsunami. Alhamdulilah dari tangan-tangan baik kami bisa merasakan daging kurban tahun ini. Dompet Dhuafa memberikan dua sapi untuk warga kami yang tahun lalu terdampak tsunami selat sunda,” ucap Ustadz Ade, tokoh Masyarakat Kelapa Koneng. (Dompet Dhuafa/Fajar/Banten)