Jelajah Kurban Nusantara: Menilik Keasrian Budi Daya Ternak Kambing Di Kota Santri (Bagian Tiga)

CIANJUR, JAWA BARAT — Cianjur berada diantara kota besar lainnya, antara lain Kota Bandung dan Jakarta. Hal tersebut menjadi penyebab banyak masyarakat Cianjur yang melakukan urbanisasi untuk mencari pekerjaan di kota terdekat lainnya. Namun dengan alasan itu pula, menjadi inspirasi seorang Ayi Rahmat (35) untuk membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Al-Ikhwan bersama Dompet Dhuafa.

Pertemuannya dengan Dompet Dhuafa bermula pada 2007, ketika ia bergabung menjadi relawan bencana longsor yang menimpa Kota Santri tersebut. Hingga di 2009 sebagai Mitra Pendamping, ia memotivasi para anggota petani lokal untuk menghasilkan produk pertanian unggul dan bersaing, hingga lahirlah produk padi dengan kualitas tinggi khas Cianjur, juga beras hasil pertanian Gapoktan Al-Ikhwan, yang kita kenal dengan nama ‘Beras Sae’.

“Pemberdayaan pertanian dapat bertahan dan masih berlangsung selama 10 tahun, sudah luar biasa menurut kami, petaninya komitmen,” ungkap Ayi Rahmat, saat ditemui di Saung Kahadean Sentra Ternak Doka (Domba Kambing) Al-Ikhwan Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Kamis (27/6/2019).

“Kesuksesan Beras Sae itu inspirasi saya untuk mengembangkan program lain, yaitu membuat Program Pemberdayaan Ternak di 2016. Dulu pernah memulai beriringan dengan beras, tapi gagal dan itu bukan alasan,” lanjutnya. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)