BOGOR — Aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah berangsur mulai berjalan secara luring (offline). Termasuk di sekolah-sekolah di kawasan Bogor, Jawa Barat. Direncanakan, KBM pada tahun ajaran baru 2022/2023 juga akan berlangsung secara luring di setiap sekolah. Untuk itu, Dompet Dhuafa bersama 3 (tiga) lembaga sosial lainnya berkolaborasi mempersiapkan alat-alat sekolah (school kit) untuk anak-anak yatim yang akan beranjak menempuh pendidikan tahun ajaran baru.
Pada Jumat (13/5/2022), Dompet Dhuafa, TokoCare, BeKind dan WeCare mendatangi Yayasan Bina Putra di Kampung Selaawi, Desa Pasirmuncang, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, untuk menyalurkan bantuan 100 paket school kit kepada anak-anak yatim yang berada di bawah binaan Yayasan Bina Putra. Berdiri sejak tahun 1984, Yayasan Bina Putra kini menaungi 100 anak yatim yang berasal dari 5 (lima) desa di Kecamatan Caringin. Dengan pemberian bantuan paket School Kit ini, keempat lembaga sosial ini berharap dapat memicu semangat anak-anak untuk giat belajar dan menggapai cita-cita.
Ketua Yayasan Bina Putra, Usup Hidayat mengatakan, program yang dikedepankan oleh Yayasan Bina Putra adalah program pendidikan. Anak-anak yatim yang menjadi binaannya dari berbagai tingkatan, mulai PAUD hingga tingkat SLTA. Yayasan berupaya mengantarkan anak-anak ini sampai lulus SLTA. Menurut Usup, anak-anak binaannya bersekolah di tempat yang berbeda-beda namun untuk pembiayaan pendidikan oleh yayasan. Sepekan sekali, pihak yayasan mengadakan perkumpulan bagi anak-anak untuk saling silaturahmi dan mengenal sekaligus memberikan uang jajan dari yayasan.
“Kegiatan santunan tahunan di sini setidaknya ada 4. Ramadan, idul adha, 10 Muharam, dan tahun ajaran baru. Dua tahun kemarin karena sekolahnya online, maka tidak ada santunan untuk tahun ajaran baru. Kebetulan ini sekolah sudah mulai aktif masuk biasa, kebetulan juga Dompet Dhuafa memberikan bantuan paket alat sekolah, anak-anak senang dapat hadiah sebelum masuk sekolah tahun ajaran baru,” ucapnya.
Sebelum school kit dibagikan, Alfi Azizi mewakili 4 (empat) yang terlibat, memberikan motivasi dan semangat kepada anak-anak sekaligus berdoa bersama untuk para donatur. Selain itu, Alfi juga mengajak anak-anak untuk saling berbagi cerita dan cita-cita masing-masing anak.
Salah satu anak kelas 7 tingkat SLTP dari Kampung Selaawi, Ari Tunggal Saputra mengungkapkan tinggal di rumah dengan ibunya. Untuk menuju sekolahnya dan mengikuti kegiatan di yayasan, Ari menempuh dengan berjalan kaki. Menurut Ari, ibunya adalah sosok wanita yang sangat hebat. Dengan membuka jasa laundry, sang ibu terus berupaya untuk memperjuangkan pendidikan Ari. Hingga pada tahun 2019, sang ibunda memasukkan Ari untuk turut aktif berkembang di Yayasan Bina Putra.
“Pelajaran yang saya sukai adalah matematika, karena seru dan menantang,” ucap anak yang bercita-cita menjadi tentara tersebut, menceritakan aktivitasnya saat di sekolah.
Seorang anak perempuan kelas 6 tingkat SD, Clarissa Angelia pun turut membagikan ceritanya. Ia tinggal di rumahnya bersama dengan sang ibu dan 2 (dua) adiknya. Ibunya yang bekerja sebagai penjahit tak pernah letih memberikan kasih dan sayangnya kepada Clarissa dan adik-adiknya. Berkat dukungan penuh dari sang ibu, Clarissa pun kerap mendapat juara kelas, masuk dalam 3 (tiga) nilai teratas. (Dompet Dhuafa / Muthohar)