Kajian Wakaf Parenting: Ibu Seperti Pelabuhan dan Anak Adalah Kapal-Kapal akan Bersandar

Kajian Wakaf bersama Ustazah Aisyah Dahlan

JAKARTA — Desember identik dengan Hari Ibu, di mana setiap insan mengingat dan merenungi peran serta kasih sayang ibu yang begitu luas bak lautan tak bertepi. Sebagai upaya membangun kesadaran perempuan mengenai kemuliaan dan peran ibu yang krusial bagi umat, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Raya Al-Ittihad, menyelenggarakan kajian wakaf parenting dengan tema “Ibu Madrasah Pertama Bagi Anak” di Masjid Raya Al-Ittihad Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (27/12/2023).

Kajian tersebut menghadirkan dr Aisyah Dahlan, CMHt, CM.NLP, yang dikenal luas sebagai pembicara yang fokus membahas neuroparenting, psikologi orang tua dan anak, rumah tangga, serta keluarga. Semua topik tersebut dibahas dari persepktif kesehatan dan agama. Selain dr Aisah Dahlan, turut hadir pada kesempatan itu, Ustazah Maryanti dari Corps Da’i Dompet Dhuafa, serta jajaran pengurus DKM Masjid Raya Al-Ittihad dan Tim Dompet Dhuafa.

Kajian Wakaf bersama Ustazah Aisyah Dahlan

Acara dibuka dengan lantunan selawat yang diiringi hadroh dan diikuti oleh para jemaah. Jemaah yang didominasi oleh ibu-ibu itu dengan semangat melantunkan selawat dengan harapan meraih syafaat Nabi Muhammad Saw kelak. Setelah itu, Ustazah Maryanti mulai menyampaikan tausiahnya tentang wakaf sebagai bentuk sedekah jariah yang mengalirkan pahala abadi. Menurutnya, banyak orang yang beranggapan bahwa harta tidak dibawa mati, padahal sejatinya bisa.

Baca juga: Teladan Ibu untuk Keluarga, Dompet Dhuafa Hadirkan Wakaf Untuk Ibu

“Nabi Saw bersabda: apabila seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga, yakni sedekah jariah (wakaf), atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak saleh yang mendoakannya,” jelas Ustazah Maryanti.

Sedekah jariah yang dimaksud adalah wakaf. Kabar baiknya, kita semua tak perlu menunggu kaya untuk dapat berwakaf. Pasalnya, Dompet Dhuafa hadir memberikan layanan kemudahan untuk menunaikan ibadah wakaf mulai dari nominal Rp10 ribu.

Kajian Wakaf bersama Ustazah Aisyah Dahlan

Lebih lanjut, Ustazah Maryanti mengingatkan bahwa antara iman dan dermawan saling berkaitan. Berdasarkan hadis Nabi Saw, tidak akan berkumpul sifat pelit dan keimanan dalam hati seorang hamba selama-lamanya.

“Salah satunya melalui campaign patungan wakaf ambulans untuk di Palestina. Di Dompet Dhuafa, kita juga bisa mulai berwakaf hanya dengan 50 ribu rupiah, wakaf menjadi salah satu bukti keimanan kita pada Allah Swt,” ungkapnya.

Baca juga: Bolehkah Wakaf untuk Ibu?

Dalam rangka menghargai dan mengingat kasih sayang seorang ibu, Ustazah Maryanti juga mengajak para jemaah untuk berwakaf atas nama orang tua, khusunya ibu.

“Ini menjadi bukti bakti kita pada ibu kita,” tuturnya.

Kajian Wakaf bersama Ustazah Aisyah Dahlan

Usai menyampaikan seputar wakaf, sesi selanjutnya adalah mengenai topik utama kajian tersebut, yaitu “Ibu Madrasah Pertama Bagi Anak” oleh dr Aisyah Dahlan, CMHt, CM.NLP. Ustazah Aisyah Dahlan mengajak jemaah untuk menghadiahkan al-Fatihah bagi ibu masing-masing. Bagi dr Aisyah, dalam diri manusia terdapat satu organ tubuh yang memiliki gelombang luar biasa.

“Jantung menjadi pusat dari pancaran gelombang tersebut. Sebab jantung membawa niat, doa, dan prasangka berupa cahaya untuk sesuatu atau seserorang yang kita tuju. Doa kita tidak hanya dapat menembus dinding, tapi juga alam,” jelasnya.

Baca juga: Wakaf Cianjur Bangkit: Masjid Al-Barokah yang Hancur Akibat Gempa Kini Berdiri Kembali

Untuk memanjangankan sinyal atau gelombang menjadi lebih kuat, dr Aisyah mengajak para jemaah untuk menjaga wudu, salat, puasa, sedekah jariah (wakaf), dan tawaf di Baitullah.

“Pada momen-momen tersebut, sinyal dalam diri kita sangat kuat dan memanjang. Oleh sebab itu, manfaatkan momen itu untuk berdoa dengan khusyuk dan spesifik,” katanya.

Kajian Wakaf bersama Ustazah Aisyah Dahlan

Selanjutnya, ia juga menjabarkan secara rinci fase-fase di mana seorang individu tumbuh. Bagi dr Aisyah, lingkungan memiliki pengaruh yang kuat dalam tumbuh kembang seorang individu. Pada usia 1-6 tahun, hal yang paling mempengaruhinya adalah ayah dan ibu. Lalu pada usia 7-12 tahun, seorang individu cenderung mendengarkan pada apa kata guru. Fase selanjutnya adalah usia 13-20 tahun. Pada fase ini teman sebaya menjadi refrensi utama. Kemudian pada usia 21-35 tahun, seorang individu mulai mengutarakan pendapat atas dirinya sendiri.

Menurut dr Aisyah, makin kita marahi atau tegur dengan cara yang salah, maka “akunya” makin liar. Sebab, individu pada fase tersebut ingin didengar idenya.

“Ibu seperti pelabuhan dan anaknya adalah kapal-kapal akan bersandar,” ungkapnya.

Baca juga: Gelorakan Manfaat Wakaf, Dompet Dhuafa Bersama Para Donatur Panen Raya Melon di Greenhouse PTGL

Kajian Wakaf bersama Ustazah Aisyah Dahlan

Lalu fase terakhir yang mempengaruhi individu adalah usia 36 tahun ke atas. Pada fase ini, seorang individu mulai tampak matang. Antara pikiran, emosi, dan spiritual mulai terjalin. Individu pada tahap ini baiknya membangun komunikasi secara intens dan konsisten dengan Allah. Pada usia ini juga, biasanya seorang individu menjadi orang tua bagi anaknya.

Ia membagikan tips pada para jemaah, untuk anak perempuan hindari memberi nasihat atau teguran keras pada mereka pada H-2 sebelum haid hingga 5 hari setelah haid. Kedua, tatap wajahnya ketika memberi nasihat pada anak perempuan. Tips untuk anak laki-laki adalah hal yang berbeda.

“Pantang memberi nasihat ketika anak laki-laki sedang lapar, haus, dan ngantuk,” ungkap dr Aisyah Dahlan.

Kajian Wakaf bersama Ustazah Aisyah Dahlan

Baca juga: Sinergi Wakaf bersama Dompet Dhuafa, Samudera Peduli Tunjang Layanan RS AKA Medika Sribhawono

Sebelum menutup sesi kajian wakaf, dr Aisyah Dahlan mengajak jemaah untuk berwakaf atas nama Ibu. Sebab, ini akan menjadi kado terindah bagi ibu yang masih hidup atau telah tiada. Dengan berwakaf atas nama ibu, pahala yang mengalir abadi akan sampai padanya.

“Yuk ibu-ibu kita hadiahkan yang terbaik buat orang tua kita, khususnya ibu. Kita berwakaf melalui Dompet Dhuafa, lalu sampaikan doa terbaik kita. Pada saat itulah sinyal dalam diri kita terpancar jauh dan kuat,” katanya.

Dompet Dhuafa hadir sebagai nazir yang terdaftar dan tersertifikasi oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI). Dalam momentum ini, Dompet Dhuafa menginisiasi sebuah gerakan kebaikan, yaitu Wakaf Untuk Ibu dalam rangka memuliakan ibu. Hasil akumulasi dari kebaikan wakaf itu akan disalurkan untuk pengadaan ambulans wakaf untuk saudara kita di Palestina. (Dompet Dhuafa/Wakaf/Hafiz/ADP)