BOGOR — Masih rendahnya minat dan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat zakat dalam pemberdayaan umat, Dompet Dhuafa menghadirkan beberapa program. Langkah tersebut dapat meningkatkan keingintahuan masyarakat tentang zakat. Tetapi juga keinginan mereka untuk mengimplementasikannya secara langsung. Strategi yang dilakukan yakni dengan pembuatan Kawasan Wisata D’Jampang yang berada di area Zona Madina.
Berstatus sebagai tempat wisata, Kampoeng Wisata D’Jampang ini tidak hanya menawarkan kegiatan rekreasi semata, melainkan juga kegiatan pendidikan. Kampoeng Wisata D’Jampang ini sengaja dikemas dengan kegiatan pendidikan, dengan tujuan untuk mengenalkan manfaat zakat kepada masyarakat yang berkunjung.
“Tujuan utama dari pembuatan Kampoeng Wisata D’Jampang ini sebenarnya adalah sebagai daya tarik untuk masyarakat mengenai program-program Dompet Dhuafa disekitar Zona Madina. Kegiatan yang dilakukan di sini, kita arahkan untuk menggerakan mereka berdonasi apabila mereka muzakki, dan apabila mustahik mereka dapat tergerak untuk bergabung bersama Dompet Dhuafa,” ungkap Herman Budianto, Direktur Zona Madina.
Kegiatan wisata yang ditawarkan Kampoeng Wisata D’Jampang ini meliputi kegiatan seperti panahan, pengenalan Kampung Silat Jampang, Jampang English Village, pengenalan peternakan kambing dan budidaya ikan hias, serta berbagai kegiatan menarik lain yang merupakan binaan Kawasan Zona Madina.
“Kita di sini juga menyediakan paket wisata. Biasanya memang digunakan oleh beberapa instansi misal kunjungan dari PAUD, SD hingga anak SMA untuk mengenalkan kepada mereka mengenai cara berternak kambing, tentang silat hingga kegiatan budidaya ikan hias,” tutur Herman.
Herman juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kegiatan yang menjadi andalan di Kampoeng Wisata D’Jampang, salah satunya adalah pertunjukan silat yang tergabung dalam Kampoeng Silat Jampang. Kampoeng Silat Jampang ini merupakan gabungan dari 20 perguruan silat, dimana 20 perguruan silat ini berkomitmen untuk bersama-sama mengembangkan dunia persilatan di Indonesia.
“Jadi kenapa kami tertarik untuk mengembangkan silat ini, karena silat merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki potensi tinggi namun peminatnya sangat sedikit. Kemudian, kita bekerjasama dengan perguruan silat ini untuk mengembangkan kebudayaan silat. Pelatihnya kita bayar dan Alhamdulillah sekarang respon anak-anak khusunya terhadap budaya silat juga cukup bagus. Terbukti saat awal pembentukan hanya terdiri dari 7 perguruan, sekarang berkembang menjadi 20 perguruan silat,” tambahnya.
Selain memperkenalkan Kampoeng Silat Jampang, Kawasan Wisata D’Jampang juga memperkenalkan program Jampang English Village (JEV). Program Jampang English Village dilatarbelakangi oleh data dimana kemampuan masyarakat dalam hal pendidikan masih rendah. tidak sedikit anak yang putus sekolah ditambah dengan berbagai kondisi lain seperti maraknya prostitusi. Dengan keinginan dapat memperbaiki taraf hidup mereka. Maka Dompet Dhuafa pun menginisiasi Jampang English Village dengan harapan kemampuan mereka dalam berbahasa asing semakin baik lagi. Sehingga semakin mandiri dan berdaya.
Program lain dari Kampoeng Wisata D’Jampang tersebut seperti pengenalan produk unggulan di kawasan ini meliputi golok, tahu iwul, sentra ikan hias, dan ternak kambing. Herman juga berharap Kampoeng Wisata D’Jampang nantinya dapat dijadikan sebagai sebuah sarana yang tepat dalam mensosialisasikan manfaat zakat kepada masyarakat sekitar. Selain itu, harapannya juga program Dompet Dhuafa akan semakin dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga akan lebih banyak juga orang yang tergerak hatinya untuk berdonasi. (Dompet Dhuafa/Ira)