Keberhasilan Wakaf Produktif Dompet Dhuafa: Surplus Wakaf Pendidikan Capai Rp2,9 M

Simbolis penyerahan surplus wakaf produktif dari MPP Pendidikan kepada Dompet Dhuafa.

TANGERANG SELATAN — Dompet Dhuafa terus berinovasi dan berupaya memberikan dampak yang lebih luas dalam mengelola wakaf produktif. Dompet Dhuafa telah menjalankan pengelolaan wakaf produktif di berbagai sektor, salah satunya pendidikan. Aset-aset wakaf di bidang pendidikan pun terus tumbuh dari tahun ke tahun.

Kali ini, aset wakaf produktif bidang pendidikan Dompet Dhuafa yang mencakup Perguruan Islam Al Syukro Universal, Khadijah Learning Center, Sekolah SMART Cibinong, dan STIM Budi Bakti menyerahkan surplus dari pengelolaan wakaf yang ditotal senilai Rp2.934.397.882 atau Rp2,9 miliar. Pengelolaan aset-aset wakaf produktif ini telah berhasil mencatatkan surplus yang artinya akan memberikan manfaat secara lebih luas pada masyarakat.

Lily Zulaeha selaku Direktur Kampus Bisnis Umar Usman menyerahkan surplus wakaf KLC.
Lily Zulaeha selaku Direktur Kampus Bisnis Umar Usman menyerahkan surplus wakaf KLC.
Perwakilan Perguruan Islam Al Syukro Universal (kanan) menyerahkan surplus wakaf kepada GM Pengembangan Wakaf.
Perwakilan Perguruan Islam Al Syukro Universal (kanan) menyerahkan surplus wakaf kepada GM Pengembangan Wakaf.

Penyerahan surplus wakaf produktif dari masing-masing lembaga kepada Dompet Dhuafa dilaksanakan di Wisma Al Syukro Universal, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten pada Kamis (05/09/2024). Turut hadir dalam agenda serah terima ini, Iqbal selaku GM Pengembangan Wakaf Dompet Dhuafa, Asep Hendriana selaku Ketua MPP Pendidikan, Lily Zulaeha selaku Direktur Kampus Bisnis Umar Usman, Abdul Kodir selaku Direktur Sekolah Smart Cibinong, Abdul Khalim Direktur Great Edunesia, Cici Kurniasih selaku Direktur Perguruan Islam Al Syukro, dan Rina Fatimah selaku Ketua STIM Budi Bakti.

Baca juga: Zona Madina Serahkan Surplus Pengelolaan Wakaf Produktif pada Dompet Dhuafa

Pada kesempatan ini, Lily Zulaeha turut memaparkan laporan tahunan pengelolaan Khadijah Learning Center. Ia menyebut bahwa ke depan pihaknya akan melakukan upaya lebih untuk meningkatkan target surplus wakaf tahun 2025, yakni Rp223.931.246. Upaya tersebut antara lain adalah melakukan perbaikan fasilitas gedung, memperluas jangkauan promosi offline, optimalisasi sarana parkir, hingga memfasilitasi sewa untuk berbagai kegiatan seperti wisuda, pernikahan, dan lainnya.

“Kita akan coba melakukan perbaikan gedung dengan pengecatan ulang dan tembok pagar akan dibuat lebih terbuka agar tidak terkesan kaku dan tertutup. Selain itu, kita akan coba alih fungsikan lahan kosong untuk sarana parkir, dan mengoptimalkan sewa gedung untuk berbagai kegiatan. Ini karena kita memiliki target surplus di tahun depan sejumlah Rp257.520.933,” kata Lily.

Penyerahan beasiswa pendidikan dari hasil surplus wakaf produktif Al Syukro Universal.
Penyerahan beasiswa pendidikan dari hasil surplus wakaf produktif Al Syukro Universal.
Abdul Kodir selaku Direktur SSC (kanan) menyerahkan surplus wakaf kepada GM Pengembangan Wakaf.
Abdul Kodir selaku Direktur SSC (kanan) menyerahkan surplus wakaf kepada GM Pengembangan Wakaf.

Strategi tersebut juga diamini oleh Cici Kurniasih, bahwa pengelolaan aset wakaf di Perguruan Islam Al Syukro Universal harus dilakukan secara maksimal dengan pengelolaan SDM serta investasi di unit usaha lainnya untuk penambahan modal. Sehingga, dapat diperoleh surplus wakaf tahun ini sebesar Rp1.832.617.595 murni dari hasil pengelolaan biaya pendidikan dan penyaluran surplus senilai Rp632.250.263 untuk pemberian beasiswa pendidikan bagi 10-13 orang siswa SMP dan SMA Al-Syukro.

“Alhamdulillah tahun ini surplus mengalami kenaikan sebesar 100 persen. Ini diperoleh dari pengelolaan di sisi pendidikan serta berbagai pengelolaan usaha di aset wakaf seperti kantin, pengelolaan antar jemput siswa, kemudian catering, serta unit usaha di bidang penyediaan barang dan jasa lainnya yang akan ditambah dan diperbaiki ke depannya,” ujar Cici.

Baca juga: Wakaf Produktif: Membangun Ekonomi Islam Berkelanjutan

Semangat peningkatan surplus wakaf ini juga dilaksanakan mitra pengelola Sekolah Smart Cibinong (SSC), Abdul Kodir. Ia mengatakan ada peningkatan jumlah pendaftar siswa di SSC yang signifikan, terlebih bagi siswa SMA yang pertumbuhannya makin bertambah. Maka dari itu, untuk mengoptimalkan hal tersebut, mitra pengelola SSC berupaya untuk bisa menyelesaikan pembangunan gedung SMA yang sebelumnya berjumlah hanya dua, diharapkan tahun depan saat penerimaan siswa baru dapat bertambah hingga empat gedung.

Peningkatan surplus wakaf yang diperoleh SSC berjumlah Rp125.598.778, yang diharapkan bisa makin meningkat dengan upaya perbaikan beberapa fasilitas sekolah, saluran air, dan tembok pembatas antara sekolah dan warga. 

Rina Fatimah selaku Ketua STIM Budi Bakti menyerahkan surplus dari pengelolaan aset wakaf produktif.
Rina Fatimah selaku Ketua STIM Budi Bakti (kanan) menyerahkan surplus dari pengelolaan aset wakaf produktif.

Di sisi lain, ada aset wakaf pendidikan STIM Budi Bakti yang juga berupaya mengoptimalkan pengembangan di aset wakaf ke depannya. Aktivasi wakaf produktif dalam aset wakaf pendidikan di STIM Budi Bakti ini terwujud melalui skema sewa gedung. Dalam kesempatan ini, Rina Fatimah selaku Ketua STIM Budi Bakti menyerahkan keuntungan sewa gedung senilai Rp120 juta. 

Kepada segenap Mitra Pelaksana Program Pendidikan, Asep Hendriana selaku Ketua MPP Pendidikan mengingatkan bahwa dengan pencapaian yang sangat baik terhadap surplus wakaf sebesar R p2,9 miliar ini dapat memberikan kesejahteraan yang adil terhadap pengelolanya, dan memberikan dampak positif lebih banyak lagi untuk aset wakaf pendidikan.

Iqbal selaku GM Pengembangan Wakaf berharap agar ke depannya surplus wakaf ini dapat ditingkatkan sebagai upaya menjadikan aset wakaf makin produktif, dan bisa secara cukup pembagiannya sesuai ketentuan perundang-undangan. 

Baca juga: Pengelolaan, Peluang, dan Dampak Wakaf Produktif

Arahan dari Asep Hendriana selaku Ketua MPP Pendidikan Dompet Dhuafa.
Arahan dari Asep Hendriana selaku Ketua MPP Pendidikan Dompet Dhuafa.

“Sebagaimana ketentuan perundangan, hasil surplus wakaf akan digunakan untuk bagian nazir 10 persen, Kemudian 40 persen itu akan digunakan untuk pengembangan. Dan 50 persen digunakan untuk mauqufalaih. Nah, mauqufalaih-nya ini idealnya memang ada lima pilar program, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dakwah dan budaya. Namun, dari mitra pengelola biasanya akan menyampaikan proposal-proposal, baik itu untuk rencana pengembangan maupun rencana penyaluran mauqufalaih yang akan kami review,” pungkas Iqbal.

Keberhasilan pengelolaan wakaf produktif Dompet Dhuafa dalam bidang pendidikan, makin menguatkan bahwa dengan strategi pengelolaan orientasi pada produktivitas dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. (Dompet Dhuafa)

Teks dan foto: Niya, Wakaf
Penyunting: Ronna