TANGERANG — Akses pendidikan yang mumpuni untuk perempuan di Indonesia masih tergolong rendah. Perempuan merupakan aset berharga yang mampu berperan besar untuk bangsa dan Negara, bahkan umat. Dompet Dhuafa berusaha memahami problema tersebut sekaligus menyadari betapa besarnya peran perempuan untuk Negara. Alhamdulillah, donatur Dompet Dhuafa, Joes Noerdin yang juga bersama membentang kebaikan dengan komunitas alumni FEUI tahun 1974, mewakafkan tanah seluas 2.300 meter2 yang diamanatkan sebagai aset wakaf produktif untuk mendukung program pemberdayaan Dompet Dhuafa.
Pada Minggu (15/10), Dompet Dhuafa menggelar Ground Breaking – Khadijah Learning Center dan Pengajian Bersama Ustadz M. Ikhsan Tanjung di Rumah Jati, Serpong, yang berada sekitar 300 meter dari lokasi Ground Breaking. Khadijah Learning Center (KLC) hadir sebagai pusat inspirasi muslimah produktif berbasis program kewirausahaan. Pun sebagai akses pendidikan yang mumpuni untuk perempuan Indonesia dengan semangat menjadi pusat kajian, pertemuan, pendidikan, wirausaha bagi Muslimah.
Warga pun menyambut positif dengan kehadiran KLC, “Apresiasi tinggi dan merupakan suatu kehormatan karena KLC akan dibangun di wilayah kami. Ini akan menjadi ikon baru bagi Kelurahan Rawa Mekar Jaya, di kawasan BSD,” ujar Jamaludin, selaku Lurah Rawa Mekar Jaya.
Ippho Santosa, selaku inisiator pengelolaan wakaf produktif KLC, terinspirasi dari salah satu bentuk wujud cintanya kepada Rasul dan ingin memuliakan wanita. Nama dan sosok yang menginspirasi ialah Khadijah, istri dari Rasulullah SAW. “Insyaa Allah, di sini para wanita akan belajar. Selain itu, di sini juga akan ada Gym, ada kolam renang khusus wanita, jadi kita memuliakan wanita. Melalui KLC kita akan kejar amal jariah-nya, dengan melibatkan tenaga, uang, dan doa kita. Karena pada akhirnya, amal jariyah kita lah yang akan bekerja untuk kita,” tangkas Ippho Santosa.
Turut hadir dalam acara Ground Breaking KLC, selaku sahabat dari Ippo Santosa yang kerap disapa Mas Mono, sekaligus pemilik kuliner Ayam Bakar Mas Mono, menambahkan, “Selalu ada cara untuk berbagi, salah satunya adalah berwakaf di pesantren ini. Karena dengan the power of jama’ah, Insyaa Allah Indonesia berdaya”.
“Terima kasih kepada muwakif yang memercayakan asetnya melalui Dompet Dhuafa sebagai nadzir wakaf. Saat ini berwakaf tidak harus menunggu menjadi kaya raya terlebih dahulu. Tetapi hanya dengan Rp 50.000,- per-bulan pun sudah bisa berwakaf,” ujar Ahmad Shonhaji, selaku Direktur Mobilisasi Wakaf Dompet Dhuafa Filantropi.
Di sela acara, Ustadz M. Ikhsan Tanjung menyampaikan materi tausiyah-nya yang berisi tentang tanda-tanda kiamat. Beliau mengatakan, “Kita adalah generasi manusia peradaban terakhir, saat ini lah waktu yang tepat untuk banyak beramal, terlebih berwakaf”. (Dompet Dhuafa/Dhika)