JAKARTA SELATAN — Sapaan hangat dari sang donatur, Sri Wahyuni Sukotjo, siang itu, mempersilahkan tim Dompet Dhuafa untuk bersilaturahmi kekediamannya sekaligus memenuhi permintaan untuk penjemputan zakat. Berada di kawasan Cipete, Cilandak, kami disambut ramah dengan kesederhanaan keluarga mereka. Turut sang Ibu, Sularsi Sukotjo, juga para adik, Artini dan Setiarti, menemani dan bersiap donasi disana.
Petugas layanan Jemput Zakat Dompet Dhuafa kali itu, Muhammad Yatim dan Ustaz Ahmad Fauzi Qosim, siap untuk mengakomodasi niat kebaikan masyarakat. “Alhamdulillah kita berkesempatan silaturahmi lagi untuk menunaikan ziswaf. Insha Allah, Dompet Dhuafa melalui Jemput Zakat siap menjembatani Ibu melaksanakan kebaikan,” ujar Yatim (Sabtu, 1/6/2019).
Sri Wahyuni, bersama sang Ibu dan para adiknya, kompak berdonasi dengan jumlah sebesar Rp 165,500,000,-. Dengan nilai yang berbeda-beda, mereka semua mengalokasikan donasinya untuk Zakat Maal dan beberapa program Dompet Dhuafa antara lain Bantuan Kemanusiaan Pembangunan Sekolah di Palestina, Wakaf Masjid Al-Majid Bukit Kemuning, Wakaf Pesantren Hafidz Village, juga Wakaf Rumah Sakit Hasyim Asyari. Mereka pun turut membayarkan zakat atas nama mendiang ayahanda, Sukotjo H. S., dan saudaranya, almarhum Burhan Sukotjo.
“Almarhum Bapak, meninggal di hari ke-27 bulan Ramadhan. Sejak itu Ibu mengingatkan kami untuk berzakat di waktu tersebut, agar turut mendoakan dan berdonasi wakaf untuk Bapak,” aku Sri Wahyuni. Ia juga mengatakan sejak dahulu kebiasaan baik sang Ibu untuk berbagi dalam keadaan apapun, menjadi contoh bagi dirinya. “Ibu juga tidak pernah perhitungan jika sudah niat berbagi atau donasi,” lanjutnya.
Sembari melayani donasi, tim Jemput Zakat Dompet Dhuafa juga berbincang mengenai program-programnya. Sularsi Sukotjo mengatakan bahwa ia telah lama mengenal dan berzakat melalui Dompet Dhuafa. Pun Sri Wahyuni, dengan pekerjaannya, yang kerap bekerja sama dengan Dompet Dhuafa khususnya perihal kemanusiaan.
“Saya lupa sejak kapan, usia saya sekarang sudah 84 tahun,” aku Sularsi, mencoba mengingat awal perjumpaan dengan Dompet Dhuafa. Walaupun duduk di kursi roda, ia masih terlihat segar bahkan masih melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. “Soal terus sehat dan berbagi rezeki, alhamdulillah hati terus tergerak, saya tidak rumit memikirkan. Kuncinya hanya pasrah kepada Allah SWT, nak,” ucapnya.
Tersentil kami dengan ucapan beliau di usia senjanya yang masih memberatkan prinsip pada kebaikan. Pun akan yakin mereka yang menyalurkan kebaikan-kebaikannya sejak tempo lalu hingga kini melalui Dompet Dhuafa. “Saya lihat dan ikut merasakan langsung apa yang dilakukan dan kebermanfaat yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa. Kami juga sering bekerjasama terjun di medan bencana, dari situ saya lebih yakin,” aku Sri Wahyuni. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)