TANGERANG — Korban kemanusiaan Rohingya yang saat ini mengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh, menjadi korban krisis kemanusiaan. Anak-anak, wanita, lansia, dan pengungsi lainnya mulai terjangkit penyakit akibat kondisi pengungsian yang kurang layak dan kumuh. Mulai dari penyakit kulit, bronkitis, paru-paru hingga penyakit saluran pencernaan seperti kolera, tipus dan muntaber.
Berangkat dari kondisi tersebut, tim kemanusiaan yang beranggotakan 8 orang (lima dari MDMC, dua Rumah Zakat dan satu Dompet Dhuafa) kembali diberangkatkan ke Bangladesh, pada Rabu, (4/10), melalui jalur udara. Di mana mereka akan melakukan misi kemanusiaan berupa layanan kesehatan bagi para pengungsi di Cox’s Bazar.
Ketua Koordinator tim 1 C Dompet Dhuafa, dr. Sjarif Darmawan, mengatakan “Misi kemanusiaan yang akan kita lakukan untuk Rohingya di Bangladesh, berupa pemberian layanan kesehatan tingkat dasar. Di mana misi kemanusiaan ini bersifat jangka panjang antara enam bulan sampai dua tahun. Namun kita akan ditugaskan selama 15 hari dan nantinya bergantian”.
Untuk menunjang kinerja kesehatan di kamp pengungsian, tim medis juga menyiapkan beberapa perlengkapan kesehatan yang sifatnya untuk pengobatan tingkat dasar dan juga kebutuhan pelengkap lainnya. Selain itu, mental dan dukungan dari orang-orang terdekat juga tak luput dari persiapan tim kemanusiaan untuk Rohingya di Bangladesh.
“Perlengkapan yang dibawa ya standar, secara umum perlengkapan kebutuhan pribadi dari masing personal. Kemudian saya juga menginstruksikan ke tim untuk membawa stetoskop, tensimeter dan senter,” jelas Sjarif, saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta menjelang keberangkatan.
Tak hanya itu, pihak dari MDMC juga menambahkan bahwa “Persiapan yang kita lakukan saat ini seperti update informasi dari tim yang sebelumnya berada di lokasi pengungsian. Sehingga kita dapat menyimpan perbekalan apa yang nantinya dibutuhkan di sana. Selain itu juga persiapan mental dan kondisi para tim yang saat ini akan diberangkatkan,” jelas dr. Fatah Abdul Yasir. (Dompet Dhuafa/Rico)