KARANG ASEM, BALI — Sejumlah warga di Bali masih mengingat-ingat saat dunia mereka berubah, seiring meletusnya Gunung Agung pada tahun 1963. Lanjutan sebagian trauma erupsi sebelumnya masih membekas ke lintas generasi korban letusan Gunung Agung tersebut. Di mana orang tua, kakek-nenek maupun keluarga mereka berlarian menyelamatkan diri dari material muntahan letusan Gunung Agung.
Sampai hari ini, aktivitas vulkanik Gunung Agung masih terus mengalami peningkatan. Kepulan asap vulkanik Gunung Agung yang menggemparkan sebagian warga Bali sejak Jumat (22/9) malam, menajdikan sebuah adaptasi baru bagi para warga yang mengungsi di beberapa posko pengungsian, terutama wanita dan anak-anak.
Dompet Dhuafa bersama kak Iman dan tim dari Komunitas Dongeng Ceria, mencoba menghadirkan ceria untuk para pengungsi, pada Kamis (28/9). Mengambil lokasi di salah satu Posko Dompet Dhuafa, di Dusun Banjar Dinas Bukit Tabuan, Desa Bukit, Kecamatan Karang Asem, Bali.
Merancang kegiatan-kegiatan yang membangun mental lewat hiburan, agar tidak menyebabkan trauma berlebih bagi anak-anak. Sekaligus sebagai ganti dari kegiatan di sekolah yang sebagian terhenti karena mengungsi.
“Agar anak-anak Indonesia jangan sampai kehilangan kesempatan untuk belajar dan bermain. Salah satunya melalui dongeng, kami kembalikan keceriaan dan hari-hari mereka dengan sesuatu yang baru. Akan ada kegiatan lanjutan di hari-hari berikutnya,” ungkap Kak Iman Surahman, dari Dongeng Ceria.
Karena di pengungsiaan tak selalu kebutuhan logistik dan perlengkapan sekolah yang dibutuhkan anak-anak. Hiburan dan motivasi pun turut menjadi kebutuhan dari masyarakat di pos pengungsian.
Sri Ariyani, salah satu pengungsi di Pos Dompet Dhuafa, Dusun Banjar Dinas Bukit Tabuan, Desa Bukit, meluapkan bahagianya saat melihat anak-anak tertawa lepas dan bermain di halaman pengungsian.
“Ya Allah, lucu-lucu banget. Senang melihat mereka ketawa dan bermain penuh semangat. Alhamdulillah, terima kasih Dompet Dhuafa atas bantuan dan hiburanya. Kita jadi mendapat bantuan dan juga hiburan walau sedang mengungsi,” tutur Sri. (Dompet Dhuafa/Dhika)