JAKARTA — Dirjen BIMAS Islam Kemenag RI, Prof.Dr.Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A dan Direktur HAM & Kemanusiaan Kemlu RI, Achsanul Habib menghadiri acara International Da’wah Outlook 2022 di Grand Whiz Poins Simatupang, Jakarta, pada Jumat (29/12/2022). Keduanya memberikan apresiasi kepada 50 Dai Ambassador yang hadir yang sebelumnya pernah ditugaskan di 16 negara.
Pada kesempatannya, Kamaruddin Amin menyampaikan bahwa apa yang sudah dilakukan oleh Dompet Dhuafa ini (dalam kegiatan dakwah internasional), ia rasa sudah cukup bagus. Meski begitu, ia berpesan untuk tidak merasa puas dengan apa yang sudah dilakukan. Tentu masih harus ada langkah-langkah yang solutif yang sasarannya tidak hanya pada umat Islam, namun justru ditingkatkan sedikit kepada masyarakat agama apapun di seluruh dunia.
Baca Juga: Gelar International Da’wah Outlook 2022, Dompet Dhuafa Siapkan Sinergi Dakwah Mancanegara
Ia begitu mengapresiasi dan mengucap terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang telah mencetuskan program Dai Ambassador. Menurutnya, sebagaimana pengalamannya berkunjung ke berbagai negara, program ini penting sekali karena masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri itu tidak mendapatkan sumber informasi keagamaan yang cukup. Maka itu, mereka perlu untuk mendapatkan informasi keagamaan. Inisiatif ini telah dilakukan oleh Dompet Dhuafa.
“Saya sangat mengapresiasi. Ke depannya saya akan mengajak Dompet Dhuafa bersama pemerintah dan juga mungkin lembaga-lembaga lain memiliki interest yang sama untuk bisa mendesainnya lebih sistematis lagi,” ucapnya.
Ia juga sepakat bahwa Indonesia memang perlu mengirimkan dai-dainya untuk memahamkan agama dan juga memperkenalkan Islam Indonesia ke luar negeri. Para dai harus mampu menjelaskan model artikulasi atau pengamalan agama Islam di Indonesia ini, yaitu bagaimana Islam diterapkan di Indonesia itu pantas dan layak untuk menjadi contoh artikulasi pengamalan keagamaan di negara-negara lain. Karena Islam Indonesia itu Islam yang toleran, damai, kompatibel dalam demokrasi, menghargai perbedaan, dan seterusnya.
“Ini contoh yang sangat baik dan ini dibutuhkan juga untuk memperkenalkan bahwa Islam itu sesuai dengan tuntutan modernitas, Islam itu sesuai menyesuaikan dengan peradaban,” cetusnya.
Pada kesempatan yang sama, secara virtual, Achsanul Habib mengatakan bahwa dai ambassador ini memiliki peran penting sebagai duta kemanusiaan bagi Indonesia terhadap perdamaian dunia. Di Tanah Air, keberadaan dai memiliki peran penting. Bukan hanya sebagai aktor keagamaan, namun juga sebagai aktor atau duta kemanusiaan. Melalui dakwah, dai menyerukan nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Kegiatan mereka juga memiliki aktifitas sosial seperti bantuan kemanusiaan.
“Di satu sisi, dai merupakan aktor yang memiliki kedekatan terhadap masyarakat serta pemahaman komprehensif mengenai struktur kebiasaan dan adat komunitas sekitar,” ujarnya.
Baca Juga: Calon Dai Cordofa Pelajari Lebih Dalam Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa
Ia berharap, Dai Ambassador Dompet Dhuafa menjadi mitra strategis bagi Kemlu RI dalam meningkatkan peran aktif Indonesia dalam melakukan diplomasi kemanusiaan global.
“Ada poin utama yang kami harapkan sebagai bahan rujukan para dai. Yaitu pada setiap aksi keagamaan harus berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan yaitu sosial, netralitas, ketidakberpihakan, dan kemandirian,” imbuhnya. (Dompet Dhuafa / Muthohar)