Kemurahan Hati Hasanuddin Ali Membentang Kebaikan

JAKARTA — Bertepatan dengan momen ulang tahun ke-89 H. Hasanuddin Ali, tim Custommer Relation Management (CRM) Dompet Dhuafa bersama drg. Imam Rulyawan, selaku Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, pada Sabtu (12/8), mengunjungi kediaman beliau sekaligus menjalin silaturahmi dengan keluarganya yang berlokasi di Kebon Jeruk, Jakarta. Hasanuddin Ali merupakan salah satu donatur tetap Dompet Dhuafa yang tercatat aktif dari tahun 2009 hingga saat ini. Namun menurut pengakuan Hasanuddin, dirinya aktif berdonasi ke Dompet Dhuafa sejak tahun 2006. Namun kala itu masih belum tercatat sebagai donatur tetap dalam database manajemen.

Awal mula dirinya tahu tentang Dompet Dhuafa dan memutuskan untuk menjadi donator tetap berawal dari hobi membaca koran. Memang setiap waktu luang yang ia punya selalu dimanfaatkan untuk membaca, menonton tv dan mendengarkan radio. Menurutnya, ketiga hal itu dilakukan guna mengikuti perkembangan informasi secara update.

Suatu ketika, saat membaca Surat Kabar Harian Republika, Hasanuddin menjumpai sebuah halaman dimana khusus menjelaskan tantang seluk beluk Dompet Dhuafa dan program-programnya. Dari informasi itulah, Pria dua belas bersaudara tersebut, terketuk pintu hatinya dan tergerak menyisihkan sebagian hartanya untuk disedekahkan melalui Dompet Dhuafa yang waktu itu masih berlokasi di Jl. Radio Dalam.

“Waktu itu saya tahu Dompet Dhuafa dari Koran Republika yang saya baca. Setelah itu saya memulai bersedekah ke Dompet Dhuafa kurang lebih tahun 2006. Pokoknya saya masih ingat, dulu kantornya di radio dalam,” tutur Hasanuddin.

Bermula dari situ, mantan pegawai Bank Indonesia (BI) sampai saat ini rutin berdonasi ke Dompet Dhuafa dengan mendatangi langsung kantor Ciputat. Walaupun kondisi fisiknya kini terbatas lantaran usia, namun semangatnya masih mengalir deras di dalam jiwanya. Bahkan ia keberatan bila dirinya tidak datang langsung ke kantor Dompet Dhuafa. Hal itu dirasa sangat penting, karena dengan datang langsung ke kantor, maka sama halnya dengan menjaga silaturahmi dan menjadi terapi bagi kesehatannya.

“Bapak inginnya datang langsung, kalau gak dibolehin datang ke sana, bapak gak mau. Karena kata bapak, kalau langsung kesana itu artinya sama dengan menjaga silaturahmi dan terapi buat kesehatannya,” jelas Eti, putri Hasanuddin yang setia mengantarnya untuk berdonasi melalui Dompet Dhuafa.

Semangat menebar kebaikan yang dijalani Hasanuddin tidak berhenti sampai disitu. Sifat positif terus ia tularkan kepada anak-anaknya untuk senantiasa melanjutkan perjuangan, dalam hal berbuat kebajikan kepada sesama.

“Bapak sering bilang ke kita (anak-anaknya) semua, kalau misalnya nanti Allah SWT memberikan umur panjang, bapak ingin terus bersedekah melalui Dompet Dhuafa. Tetapi kalau misalkan Allah SWT berkehendak lain, maka kita disuruh untuk melanjutkan apa yang selama ini telah bapak lakukan dengan Dompet Dhuafa, dan tetap menjalin silaturahmi,” timpal Dini, salah satu putrinya yang berprofesi sebagai guru.

Sebelum mengakhiri obrolannya, Hasanuddin Ali mengutarakan harapan serta megucapkan do’a untuk Dompet Dhuafa. Ia memotivasi kepada kita semua untuk terus berbuat kebaikan.

“Muda-mudahan tugas yang Anda jalankan senantiasa mendapat ridho dari Allah SWT. Sebab semua kebaikan yang menilai Allah, bukan manusia. Semoga usaha Anda ini Allah SWT memberkahi, dan senantiasa sukses dalam mengerjakan itu. Satu lagi, hidup ini untuk mati bukan takut mati. Jadi berbuat kebaikan saja. Kebaikan yang kita bikin pasti Allah SWT memberikan balasan. Saya senang, dapat bersedekah melalui Dompet Dhuafa, yang penting jangan buruk sangka. Siapa saja yang mau sedekah ya harus diterima,” pungkas Hasanuddin.

Semoga seluruh amal kebaikan yang telah diperbuat H. Hasanuddin Ali senantiasa diberkahi Allah SWT. Tentunya juga bermanfaat bagi mustahik yang terus berupaya menjadi insan berdaya. Sehat selalu untuk H. Hasanuddin Ali dan donatur Dompet Dhuafa semua. (Dompet Dhuafa/Rico)