Kepung Sampah Dompet Dhuafa: Taklukkan Sampah, Demi Masa Depan Cerah

Dompet Dhuafa Kepung Sampah: Taklukkan Sampah, Demi Masa Depan Cerah

DENPASAR, BALI — Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) Bali, Dompet Dhuafa Bali, dan Disaster Management Center (DMC) menghelat audit sampah bertajuk “Kepung Sampah” yang berlokasi di Pantai Padang Galak, Kesiman Petilan, Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar, Bali pada Minggu (24/9/2023).

Ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat sipil, komunitas, lembaga, hingga institusi pemerintah turut andil dalam kegiatan aksi Kepung Sampah. Sebelum memulai aksi, peserta terbagi dalam beberapa kelompok berdasarkan jenis sampah yang akan dikumpulkan.

“Kita kumpul, kita pilah, kita catat, jenis sampah dan mereknya apa,” jelas Nur Kholis Abdillah selaku Ketua Panitia Voluntrip Waste Summit Bali dan PIC DDV Bali.

Baca juga: Atasi Permasalahan Sampah, Dompet Dhuafa Helat Voluntrip Waste Summit

Dompet Dhuafa Kepung Sampah: Taklukkan Sampah, Demi Masa Depan Cerah

“Bagi jenis sampah organik, akan kita kirim ke TPS, sedangkan untuk sampah yang bisa didaur ulang kembali akan kita serahkan ke bank sampah di daerah Sesetan,” lanjutnya.

Setelah semua sampah disesuaikan jenis sampah dan ditimbang, audit sampah pun dilakukan.

“(Hasil sampah yang terkumpul) ada 287 kilogram. Selain itu, juga kami mengumpulkan jenis sampah single layer, dan multi layer, seperti kemasan sachet kopi, mie, dan beberapa sampah lainnya,” terang Ika Akmala selaku Community and Volunteers Dompet Dhuafa.

Baca juga: Kurangi Sampah, Dompet Dhuafa Sumsel Beri Pelatihan Ecobrick Untuk Para Siswa di OKU Timur

Dompet Dhuafa Kepung Sampah: Taklukkan Sampah, Demi Masa Depan Cerah

“Hasil audit ini ada semacam public report berupa jenis sampah yang ada di destinasi wisata di Indonesia. Laporan ini bisa menjadi landasan perubahan-perubahan kebijakan yang memang pro pengelolaan sampah di Indonesia, dan semoga ada follow up yang jelas bagi perusahaan-perusahaan (penghasil sampah),” lanjut Ika.

Dilansir dari jurnal Bappeda Litbang, menurut penelitian Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Danone-Aqua pada tahun 2017 di Bali, produksi sampah plastik mencapai 268 ton setiap harinya dan hanya 29,4% sampah plastik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sementara, sebanyak 44,5% sampah plastik tidak diolah atau mencemari lingkungan, mulai dari sungai sampai ke laut.

Dalam sumber yang berbeda, melansir Liputan 6, data International Union for Conservation of Nature mencatat ada 80% pencemaran di laut. Jumlah tersebut berasal dari jenis sampah plastik dengan berat 8—14 metrik ton plastik berakhir di laut setiap tahunnya. Jumlah yang sangat banyak, belum lagi terdapat 50—75 triliun keping plastik dan mikroplastik di lautan.

Baca juga: Voluntrip Waste Summit Bali: Dompet Dhuafa Gelar Edukasi Sampah Terhadap Siswa Sekolah

Dompet Dhuafa Kepung Sampah: Taklukkan Sampah, Demi Masa Depan Cerah

Mikroplastik adalah butiran halus dari hasil penguraian sampah plastik. Selain itu, ada pula istilah microbeads yang merupakan butiran-butiran halus yang terbuat dari partikel plastik dan biasa ditemukan dalam produk perawatan kulit.

“Berterima kasih atas kerja samanya yang sudah membantu menjaga lingkungan,” Muhammad Husin selaku anggota pengumpul sampah dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar. (Dompet Dhuafa/DMC/AFP)