Kerja Ikhlas, Tebar Kebaikan Menjadi Volunteer Dompet Dhuafa

JAKARTA — Keringat di pelipis mulai berjatuhan, tak tahan dengan teriknya matahari senja. Jalanan ibu kota kian ramai dengan kendaraan, ditambah emisi gas karbonmonoksidanya yang bukan saja menambah suhu panas bumi. Tetapi juga mengganggu fungsi pernapasan orang yang menghirupnya. Keadaan seperti ini seakan sudah lumrah terjadi. Khususnya di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta. Keluhan bahkan sumpah serapah kadang terdengar sayup-sayup baik dari pengendara, penumpang hingga pengguna jalan. Tidak ada yang betah dengan situasi seperti itu.

Namun, masih ada jiwa-jiwa muda yang berdiri gagah di pinggir jalan. Melawan panasnya cuaca Jakarta yang semakin tidak bersahabat. Mereka hadir dalam upaya menyerukan kebaikan. Lengkap dengan seragam kuning kebanggaan bertuliskan Volunteer Dompet Dhuafa. Mereka berpindah dari satu mobil ke mobil yang lain. Dari satu angkutan ke angkutan yang lain dan dari motor satu ke motor yang lain membagikan selebaran ajakan untuk berzakat. Di bawah teriknya matahari senja dan panasnya jalanan ibu kota, langkah kaki mereka tetap kokoh berjalan demi misi tulus dalam menyerukan kebaikan.

“Niatan bergabung jadi volunteer di Dompet Dhufa selain karena untuk menambah pengalaman juga sebenarnya ada motivasi tersendiri untuk melakukan hal-hal yang berbeda di setiap bulan Ramadhan. Seperti yang kita tahu, Ramadhan adalah bulan mulia. Jadi di momen baik ini, saya ingin melakukan kebaikan dengan cara yang berbeda. Salah satunya menjadi relawan dalam menyebarkan kebaikan. Bisa langsung turun ke jalan, melihat senyuman dari masyarakat yang menerima takjil misalnya, itu sudah merupakan kepuasan tersendiri,” ungkap Firstgi Maulana, Mahasiswa UIN Syarifhidayatullah yang bergabung menjadi volunteer Dompet Dhuafa. Rekannya yang lain pun menimpali bahwa menjadi volunteer bukan hanya untuk menebarkan kebaikan. Tetapi salah satunya juga dapat memberikan manfaat untuk masyarakat luas.

“Dompet Dhuafa dapat diibaratkan sebagai wadah untuk berkecimpung di dunia sosial dan sudah cukup terpercaya. Jadi apa salahnya saya bergabung disini. Bukan hanya untuk sebuah misi dalam menebar kebaikan, karena saya percaya menebar kebaikan itu dapat di mana saja. Tapi ada sebuah misi lain di mana kebaikan-kebaikan yang disalurkan melalui wadah terpercaya ini dapat bermanfaat untuk orang lain dan saya ingin terlibat didalamnya,” ujar Abe, yang juga merupakan volunteer Dompet Dhuafa.

Mereka berdua sepakat bahwa kegiatan volunteer ini sangat bermanfaat untuk diri mereka secara pribadi. Mereka mengaku belajar banyak hal mulai dari bagiamana alur sistem birokrasi dalam berhubungan dengan berbagai stakeholder. Manajemen waktu hingga persiapan-persiapan yang dilakukan ketika mengadakan sebuah event sosial.

“Selain kepuasan secara pribadi yang didapatkan, kita juga dapat belajar banyak hal seperti kita tahu bagaimana alur ketika ingin membuat sebuah event-event sosial. Harapannya, suatu saat saya dan teman-teman saya juga dapat meniru langkah Dompet Dhuafa dalam menebarkan kebaikan dengan cara-cara yang saya pelajari ketika menjadi volunteer,” ujar Firstgi. (Dompet Dhuafa/Ira)