DEPOK, JAWA BARAT — Dalam perjalanan hidup, keterbatasan bukanlah tembok yang menghalangi sinar kebaikan kita. Seperti embun pagi yang tak pernah absen menyapa fajar, begitu pula jiwa-jiwa yang penuh semangat dan ketulusan tak pernah berhenti memberi manfaat, meski dibalut keterbatasan.
Beramal dengan berbagi ilmu kepada sesama adalah sebuah cita-cita mulia. Banyak orang akan lebih memikirkan dirinya sendiri ketika dihadapkan dengan situasi yang serba terbatas. Namun, tidak demikian dengan sosok ini. Keterbatasan justru menjadi pelita yang menyinari langkahnya, menggerakkan hatinya untuk terus memberi manfaat bagi orang lain. Menunjukkan bahwa kebaikan dan ketulusan selalu menemukan jalan untuk berbagi. Adalah Ustaz Hari Aprian (35), seorang guru ngaji dengan keterbatasan penglihatan atau low vision, namun tetap berdedikasi mengajar.
“Mungkin bagi orang-orang biasa dalam kondisi seperti saya, yang hanya bisa mengandalkan satu mata atau satu penglihatan saja mungkin kendala. Penglihatan yang tidak banyak ini saya harus gunakan. Bagaimana caranya supaya penglihatan saya ini bisa bermanfaat untuk orang lain,” ungkap Ustaz Hari penuh syukur.
Baca juga: Ajak Pemudik di Rest Area Peduli Guru Ngaji Pelosok
Selama 19 tahun, Ustaz Hari mengabdikan dirinya untuk anak-anak generasi penerus bangsa. Dengan tekadnya yang tinggi, ia terus berupaya mengedukasi anak-anak melalui literasi agama Islam, agar mereka dapat memberdayakan diri dan keluarga mereka.
Berbagai usaha pun dilakukan oleh Ustaz Hari. Mulai dari menggunakan kacamata, menjalani operasi, hingga mempertimbangkan donor mata. Namun, semuanya tidak berhasil karena kerusakan terletak pada saraf mata. Akibatnya, hanya sebagian kecil dari penglihatannya yang berfungsi, tidak sepenuhnya seperti orang normal.
“Alhamdulillah, saya adalah salah satu pilihan Allah yang kekurangan dalam penglihatan. Jadi dari kecil saraf mata saya ini rusak. Jadi bukan matanya yang bermasalah, tapi saraf matanya rusak. Waktu itu sudah ikhtiar ke dokter untuk pakai kacamata, ikhtiar untuk dioperasi, ikhtiar untuk donor mata, itu tidak bisa. Karena, memang yang rusak sarafnya. Jadi saraf mata saya rusak, sehingga yang berfungsi sedikit, bukan berfungsi penuh seperti orang-orang normal,” tuturnya.
Namun, kondisi yang dialami Ustaz Hari justru menguatkan tekadnya untuk bisa bermanfaat dalam jalan berbagi ilmu. Setiap langkah yang diambil, setiap kata yang diucap, menjadi bukti bahwa dalam keterbatasan Ustaz Hari terdapat kekuatan yang mampu menerangi hati dan memberikan harapan bagi sesama. Dengan keyakinan, bisa menjadikan dunia tempat yang lebih indah dan bermakna.
“Nah jaraknya dekat makanya saya biasanya kalau melihat Al-Qur’an anak-anak itu dari jarak dekat. Alhamdulillah tapi tidak apa-apa, insyaallah semangat insyaallah senang. Justru dengan ngajar ngaji inilah cara saya bersyukur kepada Allah dengan kondisi saya,” imbuh Ustaz Hari
Baca juga: Dompet Dhuafa Bagikan 2,5 Ton Beras untuk 250 Guru Ngaji se-Denpasar
Anak-anak dari usia SD hingga SMP belajar dengan penuh semangat di bawah bimbingannya. Mereka mempelajari Al-Qur’an, menghafal surah pendek dan doa harian, serta menulis bahasa Arab. Hampir 100 anak bergantian belajar mengaji dalam tiga sesi setiap harinya. Karena tempat tinggal Ustaz Hari berupa kontrakan kecil, ia diizinkan mengajar di teras belakang rumah tetangganya, menciptakan lingkungan belajar yang hangat dan penuh keakraban.
“Makanya alhamdulillah saya bersyukur kepada Allah dan cara syukur saya, saya wujudkan dengan mengaplikasikan diri saya kepada dakwah Rasulullah, yaitu dengan mengajar ngaji,” ungkapnya.
Alhamdulillah, melalui Program Layanan Mustahik, Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa memberikan kado apresiasi kepada Ustaz Hari berupa laptop. Hadiah ini diberikan tepat pada Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada Kamis (2/5/2024). Laptop tersebut menjadi sarana penting yang dibutuhkan Ustaz Hari untuk mengembangkan metode pengajarannya, sehingga dapat lebih efektif dalam mendidik anak-anak.
“Seperti mimpi rasanya, seperti mimpi. Karena selama ini, ini (laptop) adalah yang selama ini kami minta sama Allah, tapi memang kami belum mampu untuk membelinya. Mudah-mudahan dengan laptop ini nanti kegiatan mengaji kami bisa lebih berkembang lagi. Kami bisa membuat sketsa mewarnai untuk anak-anak, untuk bisa membuat soal yang lebih baik lagi daripada tulisan tangan, bisa membuat flyer-flyer motivasi untuk orang tua murid, bisa menginput data anak-anak dengan baik, sehingga tidak tercecer, dan banyak lagi insyaallah,” ungkapnya penuh syukur.
Ustaz Hari menyampaikan harapannya dengan penuh keteguhan. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, ia bertekad untuk terus mengajar ngaji hingga akhir hayat. Di tengah segala keterbatasan, dakwahnya tetap menyala terang.
Baca juga: Tingkatkan Kapasitas Guru Ngaji Demi Cetak Generasi Qurani
Ustaz Hari adalah contoh nyata, yang meskipun memiliki keterbatasan penglihatan, tetap tetap bersemangat mengajar dan menyebarkan ilmu agama. Dengan tekad yang kuat dan hati yang tulus, ia terus berbagi kebaikan, menginspirasi banyak orang bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang untuk memberikan manfaat bagi sesama. Keterbatasannya justru menjadi kekuatan yang memperkuat dakwahnya.
“Bagaimana pun kondisi saya, bagaimanapun kekurangan yang saya miliki, saya ingin terus mengajar ngaji sampai akhir hayat saya. Maka doakan semoga penglihatan yang sedikit ini bisa membawa dakwah-dakwah yang saya jalankan selama ini lebih luas dan mendapatkan rida dari Allah subhanahu wa ta’ala,” harapannya.
Ustaz Hari mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada para donatur yang telah menyalurkan zakatnya melalui Dompet Dhuafa. Dukungan dari para donatur ini sangat berarti baginya. Menurut Ustaz Hari, kado dari para donatur Dompet Dhuafa ini memberinya sarana yang dibutuhkan untuk mengajar dan memperkuat dakwahnya. Ini juga menunjukkan bahwa kebaikan hati para donatur yang telah menyelipkan kepedulian memiliki dampak besar dalam mendukung perjuangan dan semangat seseorang untuk terus berkarya dan berbagi kebaikan. Selain itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada para muzaki yang sudah menyalurkan zakatnya melalui Dompet Dhuafa.
“Syukron wa jazakumullah khair orang-orang baik pilihan Allah yang sudah mewujudkan impian kami hari ini. Semoga Allah mudahkan setiap urusannya seperti urusan yang sudah dimudahkan untuk kami. Dan semoga Allah lipatkan dan rezekinya dan semoga Allah membalas dengan barokah kebaikannya aamiin ya robbal alamin,” doanya.
Di tempat terpisah, Mustaki selaku Manager Program LPM Dompet Dhuafa, menjelaskan bahwa dukungan untuk para guru ngaji dalam kategori fi sabilillah selalu hadir.
“Mereka merupakan orang-orang yang berjasa dalam pendidikan dan dakwah. Sepatutnya kita selalu menjaga kepedulian untuk kondisi para guru ngaji dimanapun berada,” pungkasnya. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Anndini Dwi Putri, Ray
Penyunting: Riza Muthohar, Ronna