SUMEDANG — Suasana di kediaman Nanang dan Anisah terlihat ramai. Pasalnya di rumah tersebut ramai dengan ibu-ibu yang tengah mengolah dan mengemas aneka olahan pangan yang diketahui berasal dari Hanjeli.
Hanjeli merupakan tanaman dengan nama ilmiah Coix lacryma-jobi L. Tanaman tersebut berasal dari Asia Timur dan Malaya yang sekarang sudah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Sehingga ia sendiri memiliki banyak macam nama seperti job’s tear, mayuen, adlay, gandum mutiara china, dan hatomugi. Namun ia lebih popular dengan sebutan jali.
“Banyak manfaatnya lho tanaman Hanjeli itu,” ujar Anisah, selaku ketua KWT Pantastik ketika ditemui di kediamannya, Rabu (30/10/2019) lalu.
Manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi Hanjeli, antara melancarkan buang air besar hingga jadi obat tradisional kanker. Kemudian juga terdapat kandungan gizi seperti prebiotik, beta-sitosterol yang bagus untuk mengendalikan kolesterol gula darah tubuh. Sedangkan efek lainnya adalah menurunkan akumulasi lemak hati, menghindari munculnya tumor, melindungi terhadap infeksi virus, mengurangi reaksi alergi, penurunan penyakit arteri koroner, serta arthrosclerosis dan penurunan osteoporosis.
Di Kecamatan Wado sendiri, khususnya di Desa Sukajadi, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Bertani hanjeli memang jadi produk unggulan. Sudah sedari dulu warga menanam Hanjeli. Namun tidak berkembang pesat seperti sekarang.
“Sedari dulu warga sini memang bertani Hanjeli. Namun ada kekuarangan. Salah satunya mereka belum mengetahui nilai ekonomis dan budidayanya,” lanjut Anisa.
Di Tiongkok, tanaman Hanjeli sering digunakan untuk pengobatan tradisional. Karena mengandung anodin, anti-inflamasi, antiseptik dan masih banyak kandungan lainnya. Di Jepang dan Thailand, biji Hanjeli digunakan sebagai penambah sup dan dijadikan makanan alternatif yang sehat. Sebab kaya kandungan protein, fosfor, zat besi dan karbohidrat tinggi.
“Untuk produk Alhamdulillah kita sudah beragam. Dari bubur hingga kerupuk. Lebih enak kalau ditambah susu atau yogurt mas,” tambah Anisa, sembari menyuguhkan semangkuk kecil bubur Hanjeli.
Sambil menikmati campuran antara bubur Hanjeli dengan manisnya susu. Para tamu mencoba terus mencecap dan merasakan tiap suapan bu bur Hanjeli. Inilah bubur Hanjeli yang khas itu. (Dompet Dhuafa/Fajar)